ACARA I
STERILISASI
ALAT, PEMBUATAN LARUTAN STOK, DAN PEMBUATAN MEDIA
A.
Pendahuluan
1. Latar
Belakang
Kultur
jaringan tanaman adalah membudidayakan suatu jaringan tanaman menjadi tanaman
kecil yang mempunyai sifat sama seperti induknya. Kultur jaringan juga dapat
diartikan sebagai suatu teknik penumbuhan bagian tanaman berupa potongan
jaringan atau organ tanaman yang dipisahkan dari lingkungan alami dalam suatu
media buatan secara aseptik. Kultur jaringan juga
dapat didefinisikan sebagai suatu teknik menumbuh kembangbiakkan bagian tanaman
dalam kondisi aseptik secara in vitro, yang dicirikan oleh kondisi kultur yang
aseptik, penggunaan media kultur buatan dengan kandungan nutrisi yang lengkap
dan zat pengatur tumbuh serta kondisi ruang kultur yang suhu dan pencahayaannya
terkontrol.
Lingkungan aseptik
atau terbebas dari mikroorganisme yang merugikan merupakan salah satu
syarat sukses kegiatan kultur jaringan. Adanya usaha sterilisasi peralatan yang
akan digunakan dalam proses kultur tentunya diperlukan. Tidak
hanya terbatas pada peralatan, namun ruangan yang akan digunakan pun harus
dalam kondisi aseptik. Tujuan utama dari sterilisasi ruangan maupun peralatan
kultur pada dasarnya untuk menghindari kontaminasi oleh mikroorganisme yang ada
di peralatan maupun di udara bebas sekitar ruangan.
Media
yang umum digunakan dalam kultur jaringan adalah medium padat, medium semi
padat dan medium cair. Keadaan fisik media akan mempengaruhi pertumbuhan
kultur, kecepatan pertumbuhan dan diferensiasinya. Keadaan fisik media ini
mempengaruhi pertumbuhan antara lain karena efeknya terhadap osmolaritas
larutan dalam media serta ketersediaan oksigen bagi pertumbuhan eksplan yang
dikulturkan.
|
2. Tujuan
Tujuan dari
praktikum acara I sterilisasi alat, pembuatan larutan stok, dan pembuatan media
adalah sebagai berikut:
a. Mengetahui
metode dan macam sterilisasi dalam kultur jaringan yang meliputi sterilisasi
alat, ruang dan eksplan.
b. Mengetahui
prosedur sterilisasi alat-alat penanaman (diseksi) dan alat kaca seperti botol
kultur, petridish, erlemeyer dan lain-lain
c. Mengetahui
langkah-langkah dalam pembuatan media kultur jaringan terutama dalam pembuatan
stok makro nutrein, mikro nutrein, larutan buffer (Fe-EDTA), vitamin dan zat
pengatur tumbuh (ZPT).
3. Waktu
dan Tempat Praktikum
Praktikum
acara Pembuatan Sterilisasi Alat, Pembuatan Larutan Stock dan Pembuatan Media
dilaksanakan pada hari Senin, 21 April 2014 pukul 12.00 s/d 15.00 WIB yang
bertempat di Laboratorium Fisiologi Tumbuhan dan Bioteknologi Fakultas
Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta.
B.
Tinjauan
Pustaka
Kultur jaringan
merupakan metode untuk mengisolasi bagian tanaman seperti jaringan serta
menumbuhkannya dalam kondisi aseptik sehingga dapat menjadi tanaman lengkap.
Dengan kultur jaringan dapat diperoleh perbanyakan mikro atau produksi tanaman
dalam jumlah besar dan waktu yang diperlukan relative lebih singkat. Oleh
karena itu, perbanyakan dengan teknik kultur jaringan memiliki potensi untuk
dikembangkan (Susila 2006).
Larutan
stok dibuat untuk memudahkan pekerjaan dalam pembuatan media selanjutnya,
antara lain menghemat pekerjaan menimbang bahan media setiap kali ingin membuat
media, mengatasi kesulitan menimbang dalam jumlah yang sangat kecil, mengurangi
kerusakan bahan kimia akibat terlalu sering ditutup dan dibuka. Unsur yang
biasanya digunakan untuk membuat stok adalah Nitrogen, Fosfor, Kalium Sulfur,
Kalsium, Magnesium, Besi, unsur sukrosa, unsure glukosa dan fruktosa, unsure
Mio-isositol, unsure vitamin, dan unsur-unsur asam-asam amino, unsur zat
pengatur tumbuh (Marlin dkk 2008).
Teknik kultur jaringan memerlukan syarat untuk
mendukung kehidupan jaringan yang dibiakkan. Unsur yang paling esensial adalah
wadah dan media tumbuh yang steril. Media adalah tempat bagi jaringan untuk
tumbuh dan mengambil nutrisi yang mendukung kehidupan jaringan. Media tumbuh
menyediakan berbagai bahan yang diperlukan jaringan untuk hidup dan
memperbanyak dirinya (Hendra 2007).
Media yang sudah jadi ditempatkan pada tabung reaksi
atau botol-botol kaca. Media yang digunakan juga harus disterilkan dengan cara
memanaskannya dengan autoklaf. Ada dua penggolongan media tumbuh: media padat
dan media cair. Media padat pada umumnya berupa padatan gel, seperti agar.
Nutrisi dicampurkan pada agar. Media cair adalah nutrisi yang dilarutkan di
air. Media cair dapat bersifat tenang atau dalam kondisi selalu bergerak,
tergantung kebutuhan (Baran 2005).
Sterilisasi adalah suatu cara untuk
membebas sesuatu seperti alat-alat, bahan makanan, bahan/zat kimia dari
mikroorganisme yang pathogen maupun yang tidak pathogen. Beberapa cara dalam
sterilisasi diantaranya yaitu sterilisasi kering tau basah, tyndalisasi,
pasteurisasi, api langsung (lampu bunsen) dan uap air panas dan tekanan.
Sterilisasi sangat diperlukan dalam pembuatan medium maupun lainnya yang
bertujuan untuk membebaskan suatu alat, ataupun zat dari mikroorganisme.
Sterilisasi dapat dilakukan diantaranya dengan menggunakan lampu Bunsen atau
autoklaf, agar media ataupun alat bebas dari mikroorganisme yang pathogen
ataupun tidak. Berdasarkan pengamatan cara dalam mensterilisasikan suatu alat
ataupun zat salah satunya yaitu dengan menggunakan autoklaf yang membantu
mensterilkan alat ataupun media yang akan digunakan (Ridha 2012).
Masalah
pada kegiatan in vitro bukan hanya dari penanaman eksplan saja, pertumbuahn dan
perkembangannya dalam botol saja tetapi juga sangat bisa dipengaruhi oleh
persyaratan kegiatan prapelakuan. Pada kasus ini masalah akan muncul bila
kegiatan prapelakuaan tidak dilakukan. Praperlakuan dilakukan umumnya untuk
tujuan-tujuan tertentu, secara umum adalah dalam rangka menghilangkan hambatan.
Hambatan dapat berupa hambatan kemikalis, fisik, biologis. Hambatan berupa
bahan kimia penanganannya harus dimulai dari pengenalan senyawa aktif, potensi
gangguan, proses reaksi dan alternatif pengelolaannya (Anjar 2008)
Sterilisasi
alat gelas dan metal dapat dilakukan melalui misalnya oven. Agar terbebas dari
bakteri yang resisten dan partikel spora, pemanasan harus dilakukan secara
ters-menerus dalam waktu yang panjang. Sedangkan sterilisasi bahan cair (air
dan media) mengikuti ketentuan dan lamanya waktu bergantung pada volume cairan
yang disterilisasi (Manullang 2003).
Media
adalah tempat bagi jaringan untuk tumbuh dan mengambil nutrisi yang mendukung
kehidupan jaringan. Media tumbuh menyediakan berbagai bahan yang diperlukan
jaringan untuk hidup dan memperbanyak dirinya. Ada dua penggolongan media
tumbuh yaitu media padat dan media cair. Media padat umumnya berupa padatan gel
seperti agar, nutrisi dicampurkan pada agar. Media cair adalah nutrisi yang
dilarutkan di air. Media cair dapat bersifat tenang atau dalam kondisi selalu
bergerak tergantung kebutuhan (Hemawan dan
Na’iem 2006).
C.
Alat,
bahan dan Cara Kerja
1. Alat
a. Peralatan
untuk pembuatan media, meliputi:
1) Timbangan
analitik
2) Botol-botol
kultur
3) Magnetik
stiter
4) pH
meter
5) Gelas
piala
6) Pipet
7) Plastik
pp 0,3 mm
8) Karet
gelang
9) Kertas
label
b. Peralatan
untuk penanaman eksplan, meliputi:
1) Laminar
Air Flow Cabinet (LAFC), lengkap dengan lampu busen yang berisi spirtus.
2) Petridish
dan botol-botol kultur.
3) Peralatan
diseksi, yaitu pinset besar/kecil, pisau pemes, gunting eksplan.
2. Bahan
a. Bahan
untuk pembuatan media, meliputi:
1) Media
Murashige dan Soog (MS medium)
2) Aquadest
3) Agar-agar
4) Gula
5) Larutan
stok, terdiri atas hara makro dan mikro, vitamin serta ZPT
b. Bahan
untuk penanaman eksplan, meliputi:
1) Spirtus
2) Eksplan
3) Aquadest
3. Cara
Kerja
a. Pembuatan
larutan stok
Bahan-bahan
kimia komponen media dibutuhkan dalam jumlah yang relatif kecil, oleh karena
itu bahan-bahan tersebut disediakan dalam bentuk larutan yang disebut sebagai
larutan stok. Larutan stok merupakan larutan bahan-bahan komponen media yang
besarnya telah dikalikan menjadi beberapa konsentrasi. Sehingga larutan stok
ini berfungsi untuk memudahkan penimbangan dan menghindari kesalahan
penimbangan bahan-bahan yang diperlukan dalam jumlah yang relatif kecil.
Langkah-langkah
pembuatan larutan stok, meliputi :
1) Larutan
stok media
a) Menimbang
bahan-bahan kimia yang telah dikalikan menjadi beberapa kali konsentrasi,
misalnya untuk unsur hara makro dikalikan 20 dan unsur hara mikro dikalikan 100
kali konsentrasi.
b) Melarutkan
bahan-bahan kimia tersebut ke dalam aquadest dengan volume tertentu, misalnya
500 ml.
c) Memasukkan
masing-masing larutan ke dalam botol dan menyimpannya ke dalam refrigerator.
2)
Larutan stok zat
pengatur tumbuh
Zat
pengatur tumbuh hanya diperlukan dalam jumlah sedikit sekali. Biasanya zat
pengatur tumbuh ini dibuat dengan kepekatan 1-10 mg/ml. cara membuat larutan
stok masing-masing ZPT adalah sebagai berikut :
a)
Menghitung kebutuhan
bahan BAP 2 ppm sebanyak 300 ml adalah sebagai berikut :
2
ppm = 100 mg/l
= 30 mg/0,3 l
= 30 mg/300 ml
3) Melarutkan
bahan dengan alkohol atau NaOH 1 N kemudian ditambah dengan aquadest sampai 300
ml untuk BAP dan 100 ml untuk IBA.
4) Memasukkan
masing-masing larutan tersebut ke dalam botol dan menyimpannya ke dalam
refrigerator.
b. Pembuatan
Media Kultur
Media
kultur merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan perbanyakan tanaman
secara kultur jaringan. Berbagai komposisi media kultur telah diformulasikan
untuk mengoptimalkan pertumbuhan dan perkembangan tanaman yang dikulturkan.
Contohnya komposisi Knudson C (1946), Heller (1953), Nitsch dan Nitsch (1972),
Gamborg dkk. B5 (1976), Linsmaier dan Skoog-LS (1965), Murashige dan Skoog- MS
(1962) serta woody plant medium-WPM (Lloyd dan McCown, 1980). Komponen media
kultur yang lengkap sebagai berikut :
1) Air
distilata (aquadest) atau air bebas ion sebagai pelarut atau solven.
2) Hara-hara
makro dan mikro
3) Gula
(umumnya sukrosa) sebagai sumber energi
4) Vitamin,
asam amino dan bahan organik lain
5) Zat
pengatur tumbuh
6) Suplemen
berupa bahan-bahan alami, jika diperlukan
7)
Agar-agar atau gelrite
sebagai pemadat media.
Langkah-langkah
pembuatan media (1 liter) dalam praktikum ini Cuma memakai ¼ dari takaran 1
liter adalah sebagai berikut :
1) Mengambil
masing-masing larutan stok sesuai dengan ukuran yang telah ditentukan dan
memasukkannya ke dalam gelas piala.
2) Mengambil
larutan stok ZPT sesuai dengan perlakuan, misalnya:
a) Untuk
membuat media 1 L dengan konsentrasi NAA 2 ppm, maka volume larutan stok yang
diambil adalah :
V1 × M1 = V2 × M2
V1 × 100 ppm = 1000 ml × 1 ppm
V1 = 10 ml/l
Untuk ¼ takaran = 2,5 ml
b) Untuk
membuat media 1 l dengan konsentrasi Suplemen tiamin 1 ppm, maka volume larutan
stok yang diambil adalah
V1 × M1 = V2 × M2
V1 × 100 ppm = 1000 ml × 1 ppm
V1 = 10 ml/l
Untuk ¼ takaran = 2,5 ml
c) Menambah
aquadest sampai 1000 ml.
d) Menambah
gula sebanyak 20 gram.
e) Mengatur
pH dalam kisaran 5,8-6,3 dengan menambahkan beberapa tetes NaOH untuk menaikkan
pH atau HCL untuk menurunkan pH. Pada saat pengukuran pH, larutan media diaduk
dengan magnetik stirer.
f) Menambahkan
agar-agar 7 gram kemudian dididihkan
g) Menuangkan
larutan media ke dalam botol-botol kultur kurang lebih 25 ml tiap botol
h) Menutup
botol berisi larutan media dengan plastik
i) Memasukkan
botol-botol berisi media ke dalam autoklaf untuk proses sterilisasi pada
tekanan 1,5 kg/cm2 selama 45 menit
j) Menyimpan
media pada rak penyimpan media yang bertujuan untuk mengantisipasi ada tidaknya
kontaminasi pada media sehingga dapat dicegah penggunaan media yang telah
terkontaminasi pada saat penanaman.
c. Media
Penanaman
Dalam
praktikum ini, media yang digunakan adalah media Murashige dan Skoog (MS) yang
dimodifikasi dengan penambahan ZPT BAP 2 ppm dan IAA 0,5 ppm. Media kultur
tersebut digunakan untuk penanaman 4 macam eksplan dengan masing-masing eksplan
diulang sebanyak 2 kali untuk setiap mahasiswa / praktikan.
D.
Hasil
dan Pembahasan
1. Hasil
Pengamatan
Tabel 1.1 Alat
yang digunakan dalam pembuatan media
No
|
Gambar
|
Keterangan
|
||||||||||
1
|
Gambar
1.1 botol kultur
|
Menyiapkan
botol kultur yang sudah dicuci dengan bersih.
|
||||||||||
2
|
Gambar
1.2 Bahan pembuatan media
|
Menyiapkan
bahan-bahan yang dibutuhkan
untuk pembuatan larutan media MS dan SK.
|
||||||||||
3
|
Gambar
1.3 Larutan MS dan SK
|
Mencampurkan
media yang telah disiapkan ke dalam tabung erlenmeyer lalu dipanaskan. Sebelum media dimasukkan ke erlenmeyer, Menimbang terlebih dahulu komposisi media pada
timbangan analitik sesuai dosis
media yang akan dibuat.
|
||||||||||
4
|
Gambar
1.4 Menambahkan air ke larutan MS
|
Menambahkan
air ke Larutan MS sampai 1000 ml.
|
||||||||||
5
|
Gambar 1.5 Pengukuran pH Larutan Media
|
Mengukur
pH larutan SK dan MS, pH SK antara 5,3 – 5,5 dan pH MS antara 6,2 – 6,3. Jika pH lebih dari
batas diberi HCl dan jika kurang dari batas diberi NaOH.
|
||||||||||
6
|
Gambar 1.6 Penambahan Agar pada Larutan MS
|
Menambahkan
agar 8 gram pada Larutan MS di akhir proses.
|
||||||||||
7
|
Gambar 1.7 Botol kultur berisi media
|
Botol
kultur diisi dengan media larutan MS dan SK, kemudian ditutup sampai rapat.
|
||||||||||
8
|
Gambar 1.8 Media Kultur Akan
Disterilisasi
Dalam Autoclave
|
Kemudian
sterilisasi media kultur dengan autoclave selama
45 menit. Sterilisasi berlangsung selama 30 menit, 15 menit
digunakan untuk drying.
|
Sumber : Laporan
Sementara
2. Pembahasan
Tanaman memerlukan nutrisi dan vitamin untuk dapat
tumbuh pada teknik kultur jaringan tanaman. Biasanya setiap tanaman mempunyai
kebutuhan nutrisi untuk pertumbuhannya. Inti dari teknik kultur jaringan yaitu
menyediakan nutrisi dengan media yang tepat untuk pertumbuhan eksplan. Sekarang
ini banyak media yang dibuat khusus untuk penyediaan nutrisi bagi eksplan,
salah satunya yaitu media MS (Murashige and Skoog) yang merupakan media yang
paling banyak digunakan untuk teknik kultur jaringan. Tahun 1962 Murashige dan
Skoog memperkenalkan hasil temuannya berupa komposisi media kultur yang terdiri
dari unsur makro, unsur mikro, vitamin dan asam amino pada konsentrasi
tertentu. Temuan ini dikenal dengan nama media Murashige dan Skoog (MS).
Torres (2005) mengemukakan bahwa pembuatan media
pada prinsipnya dilakukan dengan melarutkan semua komponen media dalam air
sesuai dengan konsentrasinya pada formulasi yang diinginkan. Namun, penimbangan
satu persatu komponen media untuk setiap pembuatan media kultur adalah tidak
praktis dan hanya dapat dilakukan jika jumlah zatnya cukup besar. Masalah
tersebut dapat diatasi dengan pembuatan larutan stok. Larutan stok adalah
larutan berisi satu atau lebih komponen media yang konsentrasinya lebih besar
dari konsentrasi komponen tersebut dalam formulasi media akan dibuat.
Praktikum pembuatan media kali ini menggunakan media
MS. Media MS yang dibuat mengandung
nutrisi makro anorganik, nutrisi mikro anorganik, nutrisi Fe, vitamin, organik
dan zat pengatur tumbuh tanaman (phytohormon). Komposisi nutrisi makro yang
digunakan adalah, KNO3, NH4NO3, CaCl2.H2O,
MgSO4.7H2O dan KH2PO4. Nutrisi
mikro yang digunakan dalam praktikum kali ini antara lain MnSO4.4H2O,
ZnSO4.4H2O, H3BO3 and KI. Vitamin dibutuhkan untuk pertumbuhan dan
pengembangan untuk tanaman sintesis seperti karbohidrat dan asam nukleat. Agar
dan gula diperlukan untuk pembuatan media. Bubuk agar perlu untuk media
pembuatan menjadi semi padat. Diperlukan pemanas untuk mencairkan bubuk agar
dan media MS cair sampai mendidih. Gula berfungsi ganda di dalam media yaitu
berfungsi sebagai sumber energi dan sebagai penyeimbang tekanan osmotik media.
Yusnita (2003) mengemukakan bahwa larutan stok
merupakan larutan yang berisi satu atau lebih komponen media yang
konsentrasinya lebih tinggi daripada konsentrasi kompenen tersebut dalam
formulasi media yang akan dibuat. Larutan stok biasanya dibuat dengan
konsentrasi 10, 100 atau 1000 kali lebih pekat. Jika larutan stok dibuat, pembuatan
media dapat dilakukan dengan cara mengambil sejumlah larutan stik sehingga
konsentrasinya menjadi sesuai dengan yang terdapat pada formulasi media yang
dikehendaki.
Media yang digunakan adalah media Murashige dan
Skoog (MS) yang dimodifikasi dengan penambahan ZPT BAP 2 ppm. Media kuktur
tersebut digunakan untuk penanaman 4 macam setiap botol kultur setiap
mahasiswa. Pembuatan media dalam praktikum kultur jaringan ini berhasil, karena
mampu menjadi menjadi media tempat tumbuhnya eksplan-eksplan tanaman yang sudah
sesuai komposisinya dan tingkat kontaminasi media yang dibuat. Semakin sedikit
media yang terkontaminasi maka semakin baik tingkat keberhasilan pembuatan
media.
Media yang dibuat sudah tergolong baik karena
mengandung komposisi nutrisi yang lengkap dan tepat untuk diserap tanaman bagi
proses pertumbuhan dan perkembangannya. Keberhasilan dalam membuat media sudah
cukup berhasil, karena media yang dihasilkan tidak terkontaminasi, tidak
terlalu cair dan tidak terlalu padat. Ciri media yang dibuat yaitu media ini
berbentuk padat dengan warna putih.
Media yang dibuat menggunakan gula 60 gram/liter,
unsur hara makro 100 ml/l, unsur hara mikro 20 ml/l, unsur hara fedta 100ml/l,
vitamin 100ml/l larutan BAP 40 ml serta agar 16 gram. Semua bahan tersebut
dicampurkan berurutan. Adanya agar dalam bahan digunakan sebagai pemadat pada
media agar eksplan nantinya dapat tumbuh dan tidak tenggelam dalam media jika
media cair. Sedangkan semua unsure hara makro, mikro, vitamin dan BAP merupakan
bahan yang dierlukan untuk mendukung pertumbuhan ekslan nantinya.
Sebelum media dipanaskan diperiksa pH nya terlebih
dahulu. pH yang tepat bagi media adalah 6,2-6,3. Bila pH masih dibawah 6,2 maka
perlu ditambahkan beberapa tetes NaOH atau KOH sampai mencapai kadar pH yang
diinginkan (pH 6,2). Tetapi jika kadar pH terlalu tinggi atau lebih dari 6,3
maka perlu ditambahkan beberapa tetes HCl sampai kadar pH 6,3. Media sangat
baik pada pH 6,2 jika pH kurang dari 5 media agar akan terlalu lemah, tetapi
jika pH di atas 7 media agar terlalu padat dan tidak bisa penanaman eksplan
dengan baik. Faktor penting adalah pH yang harus diatur sedemikian rupa
sehingga tidak mengganggu fungsi membran sel dan pH dari sitoplasma. pH yang
terlalu tinggi menyebabkan media memadat sedangkan pada pH yang redah
menyebabkan media sulit memadat. Untuk
menghindarkan perubahan pH yang cukup besar. Murashige dan Skoog menyarankan
agar dilakukan pemanasan untuk melarutkan agar-agar dan memanaskan media di
dalam autoklaf selama beberapa menit, baru diadakan penetapan media disterilkan
dalam autoklaf.
Alat-alat yang digunakan harus dalam keadaan steril.
Karena kondisi yang seteril akan menentukan berhasil tidaknya suatu kegiatan
kultur jaringan. Karena jika kondisinya tidak steril, maka akan mudah terkena
kontaminasi sehingga kemampuan ttipotensi sel akan terhambat. Sehingga
diperlukan sterilisasi untuk meminimalkan adanya kontaminasi selama dilakukan
proses kultur jaringan dari pembuatan media juga saat penanaman. Sterilisasi
yang digunakan pada praktikum ini adalah dengan menggunakan autoklaf.
Prinsip sterilisasi autoklaf adalah menggunakan panas dan
tekanan dari uap air. Temperature sterilasi biasanya 1210C, tekanan
yang biasa digunakan antara 15-17,5 psi (pound per square inci) atau 1 atm.
Lamanya sterilisasi tergantung dari volume dan jenis. Alat-alat dan air
disterilkan selama 1 jam, tetapi media antara 20-40 menit tergantung dari
volume bahan yang disterilkan. Sedangkan temperatur
yang digunakan untuk sterilisasi botol kultur kosong dan alat-alat yang akan
digunakan untuk menanam eksplan, adalah 1210C pada tekanan 15 psi
(pound per square inch) atau 1 atm selama 30-60 menit. Penghitungan waktu
sterilisasi dimulai setelah tekanan dan temperatur yang diinginkan tercapai.
E.
Kesimpulan
dan Saran
1. Kesimpulan
Kesimpulan acara
I Sterilisasi Alat, Pembuatan Larutan Stok dan Pembuatan Media adalah sebagai
berikut:
a. Komposisi
suatu media diperlukan suatu eksplan tanaman dalam kultur jaringan. Adanya
komposisi yang sesuai akan mendukung eksplan tersebut untuk tumbuh dalam
kondisi in vitro.
b. Media
MS yang digunakan dalam praktikikum memiliki komposisi bahan gula, agar, unsure
hara makro, mikro, mikro fedta, vitamin dan BAP.
c. Gula
yang digunakan sebagai sumber karbon, agar sebagai pemadat dan unsur lainnya
digunakan sebagai penambah nutrisi atau zpt agar eksplan tumbuh maksimal.
d. Media
yang baik adalah media yang mampu mendukung pertumbuhan eksplan adalah media
yang tidak terlalu padat juga tidak terlalu cair. Sehingga eksplan tidak
kesulitan dalam menembus dan tidak tenggelam karena terlalu cair.
e. Keberhasilan
media yang dibuat sudah baik karena media yang dihasilkan tidak terlalu padat
dan tidak terlalu cair dengan warna putih dan bentuk padat.
f. pH
pada media yang baik adalah 6,2-6,3. Bila pH masih dibawah 6,2 maka perlu ditambahkan
beberapa tetes NaOH atau KOH sampai mencapai kadar pH yang diinginkan (pH 6,2).
Tetapi jika kadar pH terlalu tinggi atau lebih dari 6,3 maka perlu ditambahkan
beberapa tetes HCl sampai kadar pH 6,3.
g. Media
sangat baik pada pH 6,2-6,3 jika pH kurang dari 5 media agar akan terlalu
lemah, tetapi jika pH di atas 7 media agar terlalu padat dan tidak bisa
penanaman eksplan dengan baik.
2. Saran
Praktikum sudah
cukup baik, tetapi mungkin lebih diatur lagi penggunaan laboratorium Kultur
Jaringan sehingga praktikan dapat bekerja maksimal dan tidak terlalu mengantri
terlalu lama untuk menggunakan Laboratorium.
DAFTAR PUSTAKA
Anjar 2008. Masalah-masalah dalam
Kultur Jaringan. www.anjarborneo.blogspot.com. Diakses tanggal 01 Mei
2014.
Baran,
Jha Timir dan Biswajit Ghosh. 2005. Plant
Tissue Culture : Basic and Applied. Universities Press : India.
Hemawan T dan Na’iem 2006.
Pengaruh Jenis Media dan Konsentrasi Zat Pengatur Tumbuh Terhadap Perakaran
pada Kultur Jaringan Cendana (Santalum album Linn.). Jurnal Agrosains. Vol
19 (2) : 103-109.
Hendra
T. 2007. Kultur Jaringan. http://lelos66.blog.friendster.com.html. Diakses pada tanggal 01 Mei 2014.
Manullang
IN, Ellok DS, dan N Suswantini. 2003.
Respon Pertumbuhan Jahe Putih (Zingiber officinale var. officinale)
Secara In-Vitro pada Media Murashige-Skoog dengan Penambahan NAA dan BAP. Jurnal
Budidaya Pertanian (2) : 88 – 97.
Marlin,
Suharjo, Usman KJ, dan Romaida A. 2008. Penuntun Praktikum Teknik Kultur Jaringan. Fakultas Pertanian
Universitas Bengkulu. Bengkulu.
Ridha Ul
Fahmi. 2012. Sterilisasi Peralatan dalam Persiapan Media Kultur Jaringan. Jurnal
Biologi Vol.1 No.2 : 12-20.
Susila
Anas 2006. Panduan Budidaya Tanaman Sayuran. Bogor : IPB
Torres
K C 2005. Tissue Culture techniques for
Horticultural Crops. New York: Von Hostrand Reinheld.
Yusnita 2003. Kultur Jaringan Cara Memperbanyak Tanaman
Srcara Efisien. PT Agromedia Pustaka, Tangerang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar