VI. TERMOHYGROGRAPH
A. Pendahuluan
1. Latar Belakang
Dalam atmosfer senantiasa terdapat uap air. Kadar uap air di udara
disebut lengas (kelembaban, kebasahan) udara. Uap air adalah gas yang tidak
berbau, tidak terlihat dan tidak berwarna, uap air ialah air dalam bentuk dan
keadaan gas. Semua uap air dalam atmosfer disebabkan kerana penguapan.
Penguapan ialah perubahan air dari keadaan cair kekeadaan gas. Agar
supaya air dimana-mana dapat menguap, maka diperlukan suatu jumlah panas yang
tertentu. Jumlah yang lepas disebut panas pengembun. Jadi pada pengupan
diperlukan atau dipakai panas, sedangkan pada pengembunan dilepaskan panas. Hal
ini sangat penting dalam atmosfer dalam hal pemeliharaan sejumlah panas.
Seperti diketahui penguapan, tidak hanya terjadi pada permukaan air yang
terbuka saja, tetapi dapat juga terjadi langsung dari tanah dan lebih-lebih
dari tumbuhan.
Untuk tanaman kelembaban harus seimbang dengan suhu, karana apabila
kelembaban tinggi maka proses-proses yang terjadi didalam tubuh tanaman akan
terganggu.
2. Tujuan Praktikum
Monitoring atau memantau suhu dan RH udara pada suatu
tempat secara kontinyu pada periode tertentu (mingguan)
3. Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum dilaksanakan pada 11 November 2012 di Fakultas
Pertanian UNS. Tempat atau obyek pengamatan meliputi: Ruang kultur pada Lab
Kultur Jaringan, Rumah Kaca dan Ruang Terbuka.
B. Tinjauan Pustaka
Kelembaban udara menggambarkan kandungan uap air diudara yang dapat
dinyatakan sebagai kelembaban mutlak, kelembaban nisbi (relatif) maupun defist
tekanan uap air. Kelembaban mutlak adalah kandugan uap air (dapat dinyatakan
dengan massa uap air atau tekanannya) persatu air aktual dengan keadaan
jenuhnya atau pada kapasitas udara untuk menampung uap air. Kapasitas udara
untuk menampung uap air tersbeut (pada keadaan jenuh) ditentukan oleh suhu
udara. Sedangkan deficit tekanan uap air adalah slisih antara tekanan uap jenuh
dan tekanan uap aktual. Masing-masing pernyataan kelembaban udara
tersebut mempunyai arti dan fungsi tertentu dikaitkan dengan masalah yang
dibahas. Sebagai contoh, laju penguapan dari permukaan tanah lebih ditentukan
oleh deficit tekanan uap air daripada kelembaban mutlak maupun nisbi. Sedangkan
pengembunan akan terjadi bila kelembaban nisbi telah mencapai 100% meskipun
tekanan uap air aktualnya relatif rendah (Holton J.R 2006).
Alat meteorologi umumnya ada dua macam yaitu jenis biasa bukan pencatat
dan jenis pencatat. Contoh jenis alat biasa adalah termometer, barometer,
pluviometer, psikromrter, dan sebagainya. Alat pencatat misalnya termograf,
barograf, pluviograf, hidrograf dan sebagainya. Untuk jenis alat pencatat biasanya
dilengkapi dengan jam (waktu) dan pias (chart) yang diganti tiap hari untuk
pias harian dan tiap minggu untuk pias mingguan. Biasanya pias ini dilengkapi
dengan pias yang pembuatannya biasnya didasarkan pada bentuk dan cara
membersihkan pena (Tjasyono 2008).
C. Alat dan Cara Kerja
1. Alat : Thermohigrograph
2. Cara Kerja
a. Siapkan alat Thermohigrograph, Pasang kertas pias pada drum
b. Setel alat pada posisi mingguan, pasang drum kembali dan letakkan
pada tempat yang akan dimonitor
c. Lakudan inspeksi setiap hari demi kelancaran jalannya alat, seperti
tinta recorer, dan timer yang sudah di setting
d. Setelah satu minggu, lakukan pelepasan kertas pias, dan lakukan
pengamatan terhadap data yang telah diperoleh
e. Pasang kertas pias yang baru, letakkan alat pada tempat yang berbeda,
lakukan prosedur serupa
f. Lakukan pembacaan data yang diperoleh dan carilah kapan terjadi suhu
tertinggi, suhu terendah, RH tertinggi, RH terendah
E. Pembahasan
Dari hasil penelitian diatas dapat kita lihat bahwa suhu udara di atas
tajuk tanaman lebih tinggi bila dibandingkan dengan suhu di bawah tajuk tanaman.
Hal ini di karenakan suhu udara dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti :
radiasi matahari, angin, curah hujan dan vegetasi tanaman dan awan.
Suhu yang terbaca pada termometer bola basah lebih rendah dari suhu yang
dibaca oleh termometer bola kering, hal ini disebabkan karena sebagian panas
pada bagian ujung sensor termometer ini dipakai dalam proses penguapan
(evaporasi) air pada kain lembab yang membalutnya. Semakin tinggi penguapan
maka semakin banyak energi panas yang dipakai, berarti akan semakin rendah suhu
termometer bola basah. Suhu termometer bola basah akan sama dengan suhu
termometer bola kering jika penguapan air pada ujung sensor termometer tersebut
tidak terjadi. Kondisi ini berlangsung jika udara di sekitar jenuh akan uap
air.
Kondisi suhu termometer bola kering dan bola basah di bawah tajuk
tanaman tidak mengalami perubahan yang besar dikarenakan suhu di bawah tajuk
tanaman lebih konstan karena tidak dipengaruhi oleh sinar matahari,
kelembabannya pun tinggi karena udara di bawah tajuk tanaman mengandung banyak
uap air hasil penguapan dari tanaman itu sendiri dan dari tanah. Uap –uap air tersebut tetap berada di sekitar tanaman tidak dapat menguap ke
udara karena terhalang oleh tajuk tanama.
Suhu termometer bola kering meningkat ketika pengukuran di atas tajuk
tanaman, dikarenakan pengaruh dari radiasi matahari yang mulai memanaskan udara
sehingga kelembaban udara tersebut pun menurun akibat uap-uap air yang
terkandung di udara menguap ke atas.
F. Kesimpulan dan Saran
1. Kesimpulan
Dalam Praktikum “ Pengukuran Kelembaban Nisbi “ dapat diambil kesimpulan yaitu :
a. Kelembaban nisbi (relatif) =
perbandingan kandungan (tekanan) uap air aktual dengan keadaan jenuhnya (g/kg).
b. thermohigrograf adalah sejenis alat
untuk mengukur tingkat kelembapan pada suatu tempat.
c. Termometer bola basah merupakan
termometer yang berisikan air raksa yang diberi warna yang didalam tabung.
Dengan skala pengukuran suhu yang tepat.
2. Saran
Dalam praktikum selanjutnya hendaknya kita melakukan praktik menggunakan
alat-alat secara langsung. Yang paling penting agar praktikan dapat menggunakan
alat-alat praktikum secara benar.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2010. Alat-alat klimatologi Konvensional.
http://www.gawkototabang .wordpress.com. Diakses tanggal 14
Desember 2012
Anonim, 2010. Cuaca Iklim, www.wikipedia/cuacaiklim.menlh.co.id. Diakses
pada tanggal 14 Desember
2012
Ansar. 2006. Temperatur dan Kelembaban Udara Pada Permukaan
Bumi.JurnalAgromet Indonesia, Vol. 17 (2), Hal: 63-68.
Fahry.2010. Alat pengukur suhu.
http://fahry31.blogspot.comS.Diakses pada tanggal
14 Desember 2012
Kartasapoetra, A.G. 2004. Klimatologi Pengaruh iklim Terhadap Tanah dan
Tanaman Edisi Revisi. Bumi Aksara:
Jakarta.
Sutiknjo, Tutut D. 2005. Petunjuk Praktikum Klimatologi. Fak. Pertanian
Universitas Kediri: Kediri.
Sugito. 2003. Pengaruh Intensitas Radiasi Matahari Terhadap Pertumbuhan
Tanaman.Jurnal Penelitian Agronomi, Vol. 3 (1), Hal: 57-63.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar