Selasa, 20 Mei 2014

ekstraksi benih



EKSTRAKSI BENIH
A.  Pendahuluan
1.    Latar Belakang
Ekstraksi adalah pemurnian suatu senyawa. Ekstraksi  cairan-cairan merupakan suatu teknik dalam suatu larutan (biasanya dalam air) dibuat bersentuhan dengan suatu pelarut kedua (biasanya organik), yang pada dasarnya tidak saling bercampur dan menimbulkan perpindahan satu atau lebih zat terlarut (solut) ke dalam pelarut kedua itu. Pemisahan itu dapat dilakukan dengan mengocok-ngocok larutan dalam sebuah corong pemisah selama beberapa menit.
Ekstraksi benih merupakan prosedur pelepasan dan pemisahan benih secara fisik dari struktur buah yang menutupinya. Dengan kata lain, ekstraksi dilakukan untuk mengeluarkan biji dari buah/polongnya.
Tujuan ekstraksi benih adalah : (1) Mengurangi campuran. Benih biasanya merupakan 1-5% dari total volume buah. Pengurangan campuran dapat membantu mengurangi biaya penyimpanan dan pengangkutan, (2) Mudah penanganannya. Benih umumnya diuji, diberi perlakuan pendahuluan dan ditanam secara individual, sehingga perlu pemisahan benih dari buahnya, (3) Meningkatkan kemampuan penyimpanan.
1
 
Ekstraksi benih kadang kala tidak perlu dilakukan atau dilakukan sesaat sebelum penaburan benih pada kondisi kemanpuan penyimpanan benih yang tidak diekstraksi lebih baik daripada benih yang diekstraksi atau kebutuhan akan pekerja untuk proses ekstraksi sangat tinggi.
Metode ekstraksi pada buah kering merekah seperti polong, folicles, kapsul dan kerucut dapat dilakukan melalu: (1) Pengeringan. Pengeringan dilakukan untuk membuka buah karena pada tipe ini, buah mudah sekali terbuka apabila dalam kondisi kering sehingga ekstraksi mudah dilakukan. Pengeringan sebaiknya dilakukan secara bertahap dan perlahan untuk menghindari pemanasan berlebihan, (2) Diayak/diputar dalam drum atau silinder. Contoh buah tipe ini adalah Pinus, Eucalyptus dan kebanyakan Leguminoceae.
Buah kering tidak merekah seperti Acasia nilotica dan A. Siberiana, ekstraksi dilakukan dengan cara pengeringan dan pemukulan untuk melepas benih. Kebanyakan polong kecil yang tidak merekah dapat dipisah dengan memukulnya, menggerusnya dalam mortar, menggulung dalam drum, memukul atau memutar dalam silinder pengaduk/pencampur semen dengan balok kayu keras.
Buah berserat keras seperti buah kerucut, kapsul dan beberapa buah berkomponen kering. Tipe ini secara morfologis mudah membuka, tetapi mekanisme membukanya memerlukan suhu tinggi. Ekstraksi dilakukan dengan cara: (1) Pemanasan dalam oven kemudian diputar dalam drum, (2) Pembakaran permukaan buah kemudian pemutaran dalam drum. Alternatif lain apabila tidak tersedia oven, buah yang sangat keras dapat dibuka dengan meletakkannya dalam kawat (kasa) di atas arang membara sampai terbuka. Setelah buah membuka, segera dicelupkan ke dalam air dan dikeringkan di bawah sinar matahari.
Buah berdaging lunak mengandung serat tipis seperti, ekstraksi dilakukan dengan cara pengeringan, perendaman hingga sampai jenuh dan pencucian. Buah berdaging lunak mengandung serat lunak seperti Prunus, Ole, Ficus, ekstraksi dilakukan dengan cara: (1) Perendaman, fermentasi dan pencucian, (2) Perendaman hingga sampai jenuh, pencucian.
Buah lunak mengandung bahan berserat, lunak, seperti jati putih, ekstraksi dilakukan dengan perendaman hingga jenuh, pencucian, diamplas/digosok. Buah berdaging mengandung jalinan serat seperti Tectona grandis, ekstraksi dilakukan dengan perendaman, diamplas/digosok.
Benih dapat diekstraksi dari kotoran dengan cara ekstraksi basah atau kering. Selama proses ekstraksi kering, kotoran pertama – tama dikeringkan dan dipisah – pisah dengan memukul perlahan – lahan dalam mortar atau semacamnya, kemudian dibersihkan menggunakan silinder berputar dan penyaringan.
Selama ekstraksi basah, kotoran direndam dan dicuci dalam air. Benih yang mengumpul di bagian bawah wadah kemudian dipisahkan dengan menyaringnya di bawah aliran air. Ekstraksi basah menghasilkan benih terbersih. Permasalahan pengumpulan benih dari kotoran adalah bahwa kotoran seringkali berisi campuran benih dari berbagai jenis yang akan mempersulit pemisahannya.
2.    Tujuan Praktikum
Tujuan Praktikum Ekstraksi Benih adalah
a.       Mengertahui campuran padat, membantu mengurangi biaya penyimpanan dan pengangkutan.
b.      Mempermudah penanganan benih.
3.    Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum acara I Ekstraksi Benih dilaksanakan pada hari Sabtu, 2 November 2013 pukul 08.00-11.00 WIB di Laboratorium Ekologi dan Manajemen Produksi Tanaman, Fakultas Pertanian, Universitas Sebelas Maret Surakarta.













B.  Tinjauan Pustaka
Ekstraksi benih merupakan prosedur pelepasan dan pemisahan benih secara fisik dari struktur buah yang menutupinya. Dengan kata lain, ekstraksi dilakukan untuk mengeluarkan biji dari buah/polongnya.
Tujuan ekstraksi benih adalah : (1) Mengurangi campuran. Benih biasanya merupakan 1-5% dari total volume buah. Pengurangan campuran dapat membantu mengurangi biaya penyimpanan dan pengangkutan, (2) Mudah penanganannya. Benih umumnya diuji, diberi perlakuan pendahuluan dan ditanam secara individual, sehingga perlu pemisahan benih dari buahnya, (3) Meningkatkan kemampuan penyimpanan (Raja 2012).
Ekstraksi diperlukan karena biasanya benih tidak dipanen secara langsung. Biasanya pengunduhan dilakukan terhadap buahnya. Dikenal dua macam ekstraksi benih yaitu ekstraksi kering yang dilakukan terhadap buah berbentuk polong (Acacia sp, Paraserianthes falcataria) dan jenis-jenis yang memiliki daging buah yang kering (Swietenia macrophylla), sedangkan ekstraksi basah dilakukan terhadap jenis-jenis yang memiliki daging buah yang basah seperti Gmelina arborea, Melia azedarach dan Azadirachta indica (Haryati 2013).
Buah berdaging sebelum benih dipisahkan atau diekstraksi, buahnya dapat dikeringkan terlebih dahulu setelah buah masak. Tanaman yang termasuk dalam tipe ini adalah tanaman cabai, oyong, okra disamping berdaging juga berair misalnya ketimun, sehingga pada saat benih masak fisiologis maupun masak morfologis kandungan air benih masih sangat tinggi dan benih diselaputi oleh lendir dan saling melekat pada ruang-ruang tempat biji tersususn yang mengandung bahan yang bersifat inhibitor. Dengan demikian, sebelum benih dikeringkan lendir yang ada harus dihilangkan terlebih dahulu menggunakan zat kimia yaitu dengan difermentasikan terlebih dahulu, kemudian benih dicuci dengan air hingga bersih dan bebas dari lendir (Ekawati 2004).
Cabai besar (Capsicum annum L.),merupakan salah satu komoditi hortikultura yang tergolong tanaman semusim (annual).Desetiap cabag akan muncul bungan yang pada akhirnya berkembang menjadi buah,karena itu memiliki tajuk yang lebar berkisar 50-90 cm.Untuk menyangga buah di perlukan ajir agar tanaman tetap berdiri tegak.Tinngi tanaman dewasa anatara 65-120 cm.Ukuran dan bentuk buah pada umumnya besar dan panjang dengan berat buah bervariasi tergantung varietasnya (Rismunandar 2005).
Sesudah tindakan pra-perawatan, buah polong dikeringkan sampai pada tingkat kadar air tertentu dimana buah polong tersebut mulai terbuka. Setelah terbuka bijinya diambildengan menggunakan tangan atau mesin khusus. Kerusakan mesin dapat dengan mudahmenimbulkan kerusakan pada benih apabila terjadi terlalu banyak benturan dan getaran (Sutopo 2002).





















C.  Alat dan Bahan
1.      Alat
a.       Saringan kawat
b.      Cawan
c.       Tissue/kertas koran
d.      Petridish
e.       Nampan
f.       Pisau
2.      Bahan
a.       Pepaya (Carica papaya) yang masak tua
b.      Tomat (Lycoppersicum esculentum)
c.       Cabai (Capsicum annum)
D.  Cara Kerja
1.      Memotong buah pepaya yang sehat dan matang dan mengambil bagian tengah
2.      Mengambil biji, memasukkan ke dalam cawan untuk kemudian merendam atau mencuci sampai biji bersih, meniriskan kemudian mengeringkan.
3.      Biji yang telah kering, kemudian dikecambahkan didalan petridish.
4.      Sebagai pembanding, mengambil sebagian biji tidak dicuci untuk dikecambahkan
5.      Menghitung daya kecambah dan kecepatan kecambah pada masing-masing perlakuan. Kemudian membandingkan antara kedua perlakuan tersebut.
6.      Hal yang sama juga dilakukan pada biji atau sayuran lainnya.







E.  Hasil dan Pembahasan
1.    Hasil Pengamatan
Tabel 1.1 Benih tanpa Ekstraksi
Ulangan
Buah
Kecepatan Kecambah (%)
Daya Kecambah (%)
1
Pepaya
0
0
Tomat
0
0
Cabai
0
0
2
Pepaya
0
0
Tomat
20
80
Cabai
20
80
3
Pepaya
0
0
Tomat
40
40
Cabai
40
40
4
Pepaya
0
0
Tomat
80
80
Cabai
20
20
5
Pepaya
0
0
Tomat
0
20
Cabai
0
20
Sumber : Data rekapan















Tabel 1.2 Benih dengan Ekstraksi benih
Ulangan
Buah
Kecepatan Kecambah (%)
Daya Kecambah (%)
1
Pepaya
0
0
Tomat
0
0
Cabai
0
40
2
Pepaya
0
0
Tomat
0
100
Cabai
40
80
3
Pepaya
0
0
Tomat
20
20
Cabai
40
60
4
Pepaya
0
0
Tomat
80
80
Cabai
60
60
5
Pepaya
0
0
Tomat
40
40
Cabai
0
20
Sumber : Laporan sementara
Analisis Data
a.    Tanpa Ekstraksi
Pepaya (Carica papaya)
     
  = 0%

 
 = 0%
Cabai (Capsium annum)
 
 = 40%

 
 = 40%
Tomat (Lycoppersicum esculentum)
 
 = 40%

 
 = 40%
b.      Ekstraksi
Pepaya (Carica papaya)
 
 = 0%

 
 = 0%
Cabai (Capsicum annum)
 
 = 40%

 
 = 40%
Tomat (Lycoppersicum esculentum)
 
 = 20%

 
 = 20%
2.    Pembahasan
Ekstraksi benih merupakan prosedur pelepasan dan pemisahan benih secara fisik dari struktur buah yang menutupinya dengan kata lain, ekstraksi dilakukan untuk mengeluarkan biji dari buah. Ekstraksi benih kadang kala tidak perlu dilakukan sesaat sebelum penaburan benih pada kondisi kemampuan penyimpanan benih yang tidak diekstraksi lebih baik atau kebutuhan akan pekerja untuk proses ekstraksi sangat tinggi. Manfaat dari ekstraksi adalah sebagai berikut (1) Mengurangi campuran. Benih biasa merupakan 1-5% dari volume buah. Pengurangan campuran dapat membantu mengurangi biaya penyimpanan dan pengangkutan. (2) Mudah penanganannya. Benih umumnya di uji, diberi perlakuan pendahuluandan ditanam secara  individual, sehingga perlu pemisahan benih dari buahnya.
Ciri-ciri fisik benih bermutu dapat diteliti sebagai berikut:
(1) Bentuk, ukuran dan warnanya seragam. Benih yang baik selalu sama bentuknya. Kalau bentuk benih itu seharusnya bulat, semuanya bulat (tidak ada yang pipih atau lonjong). Itulah benih yang baik. Demikian pula kalau bentuknya seharusnya pipih, maka semuanya juga harus pipih. Ukuran dan warna juga harus seragam. Tidak ada yang lebih besar atau lebih kecil. Tidak ada yang berwarna aneh, kalau bibit berwarna kuning semua harus kuning, tak ada yang putih. (2) Permukaan kulit benih harus bersih dan mengkilat. Tidak ada yang kotor atau keriput. Benih yang keriput pertanda dipetik pada saat buah belum cukup umur. (3) Tidak tercampur dengan benih hampa dan macam-macam kotoran, seperti tanah, sisa kulit, biji rumput, dan sebagainya. (4) Kadar air cukup rendah dan benih sudah mengalami masa istirahat yang cukup, namun masih juga belum mengalami masa simpan terlalu lama sampai kadaluwarsa. Manfaat Ekstraksi Benih yaitu memisahkan benih dari buah, memisahkan benih dari kotoran lainnya, dan meningkatkan kemurnian benih (AS & PM 2000).
Cara menekstraksi benih sebagai berikut: Cone dan polong: Sesudah tindakan pra-perawatan, buah polong dikeringkan sampai pada tingkat kadar air tertentu dimana buah polong tersebut mulai terbuka.  Setelah terbuka bijinya diambil dengan menggunakan tangan atau mesin khusus.  Kerusakan mesin dapat dengan mudah  menimbulkan kerusakan pada benih apabila terjadi terlalu banyak benturan dan getaran. Setiap famili pohon (families) dapat berbeda dalam hal kadar air cone dan ketebalan dan struktur lapisan benih, dan ekstraksi standar dapat juga mempengaruhi famili pohon (families) tersebut secara berbeda.
Buah kering: Ini merupakan kelompok yang bermacam-macam. Kantung (follicles) yang terbelah sebelah kebawah, polong dari tumbuhan polong yang terbelah dua belah kebawah, dan kapsul dari tanaman eucalyptus yang terbelah kedalam (split in) menjadi tiga atau beberapa belah.  Beberapa jenis buah akan terbuka dengan sendirinya apabila dikeringkan khususnya apabila buah tersebut dipetik pada saat yang tepat, bukan sebelum waktunya dan apalagi dengan pengeringan terlalu cepat.  Beberapa benih dapat diperoleh melalui gosokan ringan atau rontok, sedangkan lainnya memerlukan bantuan mesin. Proses seperti ini dapat mengakibatkan kerusakan pada benih apabila tidak dilakukan dengan teliti.  Perbedaan famili pohon (family) dalam struktur lapisan benih dapat menyebabkan perbedaan antar famili dalam kerusakan.
Buah dengan daging yang berair (fleshy):  Jenis buah dengan daging yang berair berpotensi sulit.  Segera setelah pengumpulan, daging buah tersebut mulai berubah lunak dan mulailah proses fermentasi.  Untuk menjaga agar bijinya tidak kehilangan kapasitas perkecambahan, daging buahnya perlu segera dihilangkan.  Makin matang buah tersebut makin cepat pula proses fermentasi dimulai.  Famili-famili tanaman seringkali memiliki kematangan buah dan benih yang sangat berbeda, dan akan mengalami pengaruh secara berbeda yang disebabkan  penanganan populasi benih yang buruk secara keseluruhan.      
Benih recalcitrant:  Ini merupakan kelompok benih dengan sifat yang tidak diketahui dalam hal kemampuan bertahan pada penanganan yang buruk.  Benih berbeda dalam kadar airnya.  Lagi pula serangan jamur akan berbeda antar famili pohon (families) disebabkan perbedaan kondisi lingkungan benih dari pohon induk.
Hasil Pengamatan dari kelompok kami beserta rekapan hasil dari kelompok lain di peroleh hasil yang berbeda-beda. Untuk pengamatan tanpa ekstraksi menggunakan buah papaya diperoleh sebesar 0 % untuk Kecepatan kecambah untuk hasil dari daya kecambahnya juga sama halnya dengan kecepatan kecambah yaitu 0 %. Pada cabai hasil dari kecepatan kecambahnya sebesar 40 % karna terdapat 2 benih yang berkecambah dan daya kecambah yang dihasilkan sebesar 40% selanjutnya untuk tomat diperoleh hasil sebesar 40% pada kecepatan kecambah dan untuk hasil dari daya kecambah sebesar 40%.
Pada percobaan yang menggunakan ekstraksi diperoleh hasil untuk kecepatan kecambah papaya yaitu 0% dan daya kecambah pada biji papaya 0% karna tidak biji yang berkecambah, selanjutnya hasil dari kecepatan kecambah pada cabai yaitu 40% sedangkan pada daya kecambahnya diperoleh hasil sebesar 60%. Terakhir pengamatan kecepatan kecambah pada tomat dengan ekstraksi sebesar 20% dan untuk daya kecambahnya didapatkan hasil sebesar 20%.
























F.   Kesimpulan dan Saran
1.    Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum ini adalah :
a.    Ekstraksi benih merupakan prosedur pelepasan dan pemisahan benih secara fisik dri struktur buah yang menutupinya.
b.    Tujuan dari ektrasksi benih sendiri adalah untuk mengurangi campuran benih dan memudahkan penggunaannya.
c.    Pengamatan yang dilakukan menggunkan bahan atau biji dari papaya, cabai dan tomat yang dilakukan secara Ekstraksi dan tanpa ekstraksi.
d.   Setelah benih berkecambah dilakukan analisis data dengan cara menghitung Kecepatan kecambah dan daya kecambah.
e.    Pada biji cabai diperoleh KK 40% DK 40% untuk perlakuan tanpa ekstraksi, untuk yang di ekstraksi diperoleh KK 40% DK 60%
f.     Pada biji tomat diperoleh KK 40% DK 40% untuk perlakuan tanpa ekstraksi, untuk yang di ekstraksi KK 20% DK 20%
2.      Saran
a.    Saat mencuci benih diusahakan sebersih mungkin dan pada proses pengeringan harus sampai benih tersebut kering.
b.    Praktikan saat Praktikum berlangsung lebih serius dan tidak seenaknya sendiri.









 


DAFTAR PUSTAKA

AS dan PM 2000. PVP Status: PVP Asia in balance. Asia Seed & Planting Material, 7 (3): 18 – 19.
Haryati 2013. Ekstraksi Benih. Haryatiputri.blogspot.com. diakses pada 28 Desember 2013.
Margiyanto E 2010. Cahaya Tani http://Budidaya Tanaman Bayam-Cahaya Tani.htm. Diakses pada tanggal 1 Desember 2013.
Niti Sapto 2001. Bercocok Tanam Secara Vertikal. Yogyakarta: Kanisius.
Pracaya 2007. Bertanam Tomat. Yogyakarta: Kanisius
Rismunandar 2005. Bertanam Sayur – Sayuran. Bandung: Penerbit Terate.
Raja 2012. Ekstraksi benih. Rajabenih.com. Diakses pada tanggal 28 desember 2013.
Sukarman dan Hasanah M 2003. Perbaikan Mutu Benih Aneka Tanaman Perkebunan Melalui Cara Panen dan Penanganan Benih. Jurnal Litbang Pertanian, 22(1), 2003.
Widarto L 2003. Vertikultur Bercocok Tanam secara Bertingkat. Jakarta: Penebar Swadaya.



ACARA I
EKSTRAKSI BENIH
A.  Pendahuluan
1.    Latar Belakang
Ekstraksi adalah pemurnian suatu senyawa. Ekstraksi  cairan-cairan merupakan suatu teknik dalam suatu larutan (biasanya dalam air) dibuat bersentuhan dengan suatu pelarut kedua (biasanya organik), yang pada dasarnya tidak saling bercampur dan menimbulkan perpindahan satu atau lebih zat terlarut (solut) ke dalam pelarut kedua itu. Pemisahan itu dapat dilakukan dengan mengocok-ngocok larutan dalam sebuah corong pemisah selama beberapa menit.
Ekstraksi benih merupakan prosedur pelepasan dan pemisahan benih secara fisik dari struktur buah yang menutupinya. Dengan kata lain, ekstraksi dilakukan untuk mengeluarkan biji dari buah/polongnya.
Tujuan ekstraksi benih adalah : (1) Mengurangi campuran. Benih biasanya merupakan 1-5% dari total volume buah. Pengurangan campuran dapat membantu mengurangi biaya penyimpanan dan pengangkutan, (2) Mudah penanganannya. Benih umumnya diuji, diberi perlakuan pendahuluan dan ditanam secara individual, sehingga perlu pemisahan benih dari buahnya, (3) Meningkatkan kemampuan penyimpanan.
1
 
Ekstraksi benih kadang kala tidak perlu dilakukan atau dilakukan sesaat sebelum penaburan benih pada kondisi kemanpuan penyimpanan benih yang tidak diekstraksi lebih baik daripada benih yang diekstraksi atau kebutuhan akan pekerja untuk proses ekstraksi sangat tinggi.
Metode ekstraksi pada buah kering merekah seperti polong, folicles, kapsul dan kerucut dapat dilakukan melalu: (1) Pengeringan. Pengeringan dilakukan untuk membuka buah karena pada tipe ini, buah mudah sekali terbuka apabila dalam kondisi kering sehingga ekstraksi mudah dilakukan. Pengeringan sebaiknya dilakukan secara bertahap dan perlahan untuk menghindari pemanasan berlebihan, (2) Diayak/diputar dalam drum atau silinder. Contoh buah tipe ini adalah Pinus, Eucalyptus dan kebanyakan Leguminoceae.
Buah kering tidak merekah seperti Acasia nilotica dan A. Siberiana, ekstraksi dilakukan dengan cara pengeringan dan pemukulan untuk melepas benih. Kebanyakan polong kecil yang tidak merekah dapat dipisah dengan memukulnya, menggerusnya dalam mortar, menggulung dalam drum, memukul atau memutar dalam silinder pengaduk/pencampur semen dengan balok kayu keras.
Buah berserat keras seperti buah kerucut, kapsul dan beberapa buah berkomponen kering. Tipe ini secara morfologis mudah membuka, tetapi mekanisme membukanya memerlukan suhu tinggi. Ekstraksi dilakukan dengan cara: (1) Pemanasan dalam oven kemudian diputar dalam drum, (2) Pembakaran permukaan buah kemudian pemutaran dalam drum. Alternatif lain apabila tidak tersedia oven, buah yang sangat keras dapat dibuka dengan meletakkannya dalam kawat (kasa) di atas arang membara sampai terbuka. Setelah buah membuka, segera dicelupkan ke dalam air dan dikeringkan di bawah sinar matahari.
Buah berdaging lunak mengandung serat tipis seperti, ekstraksi dilakukan dengan cara pengeringan, perendaman hingga sampai jenuh dan pencucian. Buah berdaging lunak mengandung serat lunak seperti Prunus, Ole, Ficus, ekstraksi dilakukan dengan cara: (1) Perendaman, fermentasi dan pencucian, (2) Perendaman hingga sampai jenuh, pencucian.
Buah lunak mengandung bahan berserat, lunak, seperti jati putih, ekstraksi dilakukan dengan perendaman hingga jenuh, pencucian, diamplas/digosok. Buah berdaging mengandung jalinan serat seperti Tectona grandis, ekstraksi dilakukan dengan perendaman, diamplas/digosok.
Benih dapat diekstraksi dari kotoran dengan cara ekstraksi basah atau kering. Selama proses ekstraksi kering, kotoran pertama – tama dikeringkan dan dipisah – pisah dengan memukul perlahan – lahan dalam mortar atau semacamnya, kemudian dibersihkan menggunakan silinder berputar dan penyaringan.
Selama ekstraksi basah, kotoran direndam dan dicuci dalam air. Benih yang mengumpul di bagian bawah wadah kemudian dipisahkan dengan menyaringnya di bawah aliran air. Ekstraksi basah menghasilkan benih terbersih. Permasalahan pengumpulan benih dari kotoran adalah bahwa kotoran seringkali berisi campuran benih dari berbagai jenis yang akan mempersulit pemisahannya.
2.    Tujuan Praktikum
Tujuan Praktikum Ekstraksi Benih adalah
a.       Mengertahui campuran padat, membantu mengurangi biaya penyimpanan dan pengangkutan.
b.      Mempermudah penanganan benih.
3.    Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum acara I Ekstraksi Benih dilaksanakan pada hari Sabtu, 2 November 2013 pukul 08.00-11.00 WIB di Laboratorium Ekologi dan Manajemen Produksi Tanaman, Fakultas Pertanian, Universitas Sebelas Maret Surakarta.













B.  Tinjauan Pustaka
Ekstraksi benih merupakan prosedur pelepasan dan pemisahan benih secara fisik dari struktur buah yang menutupinya. Dengan kata lain, ekstraksi dilakukan untuk mengeluarkan biji dari buah/polongnya.
Tujuan ekstraksi benih adalah : (1) Mengurangi campuran. Benih biasanya merupakan 1-5% dari total volume buah. Pengurangan campuran dapat membantu mengurangi biaya penyimpanan dan pengangkutan, (2) Mudah penanganannya. Benih umumnya diuji, diberi perlakuan pendahuluan dan ditanam secara individual, sehingga perlu pemisahan benih dari buahnya, (3) Meningkatkan kemampuan penyimpanan (Raja 2012).
Ekstraksi diperlukan karena biasanya benih tidak dipanen secara langsung. Biasanya pengunduhan dilakukan terhadap buahnya. Dikenal dua macam ekstraksi benih yaitu ekstraksi kering yang dilakukan terhadap buah berbentuk polong (Acacia sp, Paraserianthes falcataria) dan jenis-jenis yang memiliki daging buah yang kering (Swietenia macrophylla), sedangkan ekstraksi basah dilakukan terhadap jenis-jenis yang memiliki daging buah yang basah seperti Gmelina arborea, Melia azedarach dan Azadirachta indica (Haryati 2013).
Buah berdaging sebelum benih dipisahkan atau diekstraksi, buahnya dapat dikeringkan terlebih dahulu setelah buah masak. Tanaman yang termasuk dalam tipe ini adalah tanaman cabai, oyong, okra disamping berdaging juga berair misalnya ketimun, sehingga pada saat benih masak fisiologis maupun masak morfologis kandungan air benih masih sangat tinggi dan benih diselaputi oleh lendir dan saling melekat pada ruang-ruang tempat biji tersususn yang mengandung bahan yang bersifat inhibitor. Dengan demikian, sebelum benih dikeringkan lendir yang ada harus dihilangkan terlebih dahulu menggunakan zat kimia yaitu dengan difermentasikan terlebih dahulu, kemudian benih dicuci dengan air hingga bersih dan bebas dari lendir (Ekawati 2004).
Cabai besar (Capsicum annum L.),merupakan salah satu komoditi hortikultura yang tergolong tanaman semusim (annual).Desetiap cabag akan muncul bungan yang pada akhirnya berkembang menjadi buah,karena itu memiliki tajuk yang lebar berkisar 50-90 cm.Untuk menyangga buah di perlukan ajir agar tanaman tetap berdiri tegak.Tinngi tanaman dewasa anatara 65-120 cm.Ukuran dan bentuk buah pada umumnya besar dan panjang dengan berat buah bervariasi tergantung varietasnya (Rismunandar 2005).
Sesudah tindakan pra-perawatan, buah polong dikeringkan sampai pada tingkat kadar air tertentu dimana buah polong tersebut mulai terbuka. Setelah terbuka bijinya diambildengan menggunakan tangan atau mesin khusus. Kerusakan mesin dapat dengan mudahmenimbulkan kerusakan pada benih apabila terjadi terlalu banyak benturan dan getaran (Sutopo 2002).





















C.  Alat dan Bahan
1.      Alat
a.       Saringan kawat
b.      Cawan
c.       Tissue/kertas koran
d.      Petridish
e.       Nampan
f.       Pisau
2.      Bahan
a.       Pepaya (Carica papaya) yang masak tua
b.      Tomat (Lycoppersicum esculentum)
c.       Cabai (Capsicum annum)
D.  Cara Kerja
1.      Memotong buah pepaya yang sehat dan matang dan mengambil bagian tengah
2.      Mengambil biji, memasukkan ke dalam cawan untuk kemudian merendam atau mencuci sampai biji bersih, meniriskan kemudian mengeringkan.
3.      Biji yang telah kering, kemudian dikecambahkan didalan petridish.
4.      Sebagai pembanding, mengambil sebagian biji tidak dicuci untuk dikecambahkan
5.      Menghitung daya kecambah dan kecepatan kecambah pada masing-masing perlakuan. Kemudian membandingkan antara kedua perlakuan tersebut.
6.      Hal yang sama juga dilakukan pada biji atau sayuran lainnya.







E.  Hasil dan Pembahasan
1.    Hasil Pengamatan
Tabel 1.1 Benih tanpa Ekstraksi
Ulangan
Buah
Kecepatan Kecambah (%)
Daya Kecambah (%)
1
Pepaya
0
0
Tomat
0
0
Cabai
0
0
2
Pepaya
0
0
Tomat
20
80
Cabai
20
80
3
Pepaya
0
0
Tomat
40
40
Cabai
40
40
4
Pepaya
0
0
Tomat
80
80
Cabai
20
20
5
Pepaya
0
0
Tomat
0
20
Cabai
0
20
Sumber : Data rekapan















Tabel 1.2 Benih dengan Ekstraksi benih
Ulangan
Buah
Kecepatan Kecambah (%)
Daya Kecambah (%)
1
Pepaya
0
0
Tomat
0
0
Cabai
0
40
2
Pepaya
0
0
Tomat
0
100
Cabai
40
80
3
Pepaya
0
0
Tomat
20
20
Cabai
40
60
4
Pepaya
0
0
Tomat
80
80
Cabai
60
60
5
Pepaya
0
0
Tomat
40
40
Cabai
0
20
Sumber : Laporan sementara
Analisis Data
a.    Tanpa Ekstraksi
Pepaya (Carica papaya)
     
  = 0%

 
 = 0%
Cabai (Capsium annum)
 
 = 40%

 
 = 40%
Tomat (Lycoppersicum esculentum)
 
 = 40%

 
 = 40%
b.      Ekstraksi
Pepaya (Carica papaya)
 
 = 0%

 
 = 0%
Cabai (Capsicum annum)
 
 = 40%

 
 = 40%
Tomat (Lycoppersicum esculentum)
 
 = 20%

 
 = 20%
2.    Pembahasan
Ekstraksi benih merupakan prosedur pelepasan dan pemisahan benih secara fisik dari struktur buah yang menutupinya dengan kata lain, ekstraksi dilakukan untuk mengeluarkan biji dari buah. Ekstraksi benih kadang kala tidak perlu dilakukan sesaat sebelum penaburan benih pada kondisi kemampuan penyimpanan benih yang tidak diekstraksi lebih baik atau kebutuhan akan pekerja untuk proses ekstraksi sangat tinggi. Manfaat dari ekstraksi adalah sebagai berikut (1) Mengurangi campuran. Benih biasa merupakan 1-5% dari volume buah. Pengurangan campuran dapat membantu mengurangi biaya penyimpanan dan pengangkutan. (2) Mudah penanganannya. Benih umumnya di uji, diberi perlakuan pendahuluandan ditanam secara  individual, sehingga perlu pemisahan benih dari buahnya.
Ciri-ciri fisik benih bermutu dapat diteliti sebagai berikut:
(1) Bentuk, ukuran dan warnanya seragam. Benih yang baik selalu sama bentuknya. Kalau bentuk benih itu seharusnya bulat, semuanya bulat (tidak ada yang pipih atau lonjong). Itulah benih yang baik. Demikian pula kalau bentuknya seharusnya pipih, maka semuanya juga harus pipih. Ukuran dan warna juga harus seragam. Tidak ada yang lebih besar atau lebih kecil. Tidak ada yang berwarna aneh, kalau bibit berwarna kuning semua harus kuning, tak ada yang putih. (2) Permukaan kulit benih harus bersih dan mengkilat. Tidak ada yang kotor atau keriput. Benih yang keriput pertanda dipetik pada saat buah belum cukup umur. (3) Tidak tercampur dengan benih hampa dan macam-macam kotoran, seperti tanah, sisa kulit, biji rumput, dan sebagainya. (4) Kadar air cukup rendah dan benih sudah mengalami masa istirahat yang cukup, namun masih juga belum mengalami masa simpan terlalu lama sampai kadaluwarsa. Manfaat Ekstraksi Benih yaitu memisahkan benih dari buah, memisahkan benih dari kotoran lainnya, dan meningkatkan kemurnian benih (AS & PM 2000).
Cara menekstraksi benih sebagai berikut: Cone dan polong: Sesudah tindakan pra-perawatan, buah polong dikeringkan sampai pada tingkat kadar air tertentu dimana buah polong tersebut mulai terbuka.  Setelah terbuka bijinya diambil dengan menggunakan tangan atau mesin khusus.  Kerusakan mesin dapat dengan mudah  menimbulkan kerusakan pada benih apabila terjadi terlalu banyak benturan dan getaran. Setiap famili pohon (families) dapat berbeda dalam hal kadar air cone dan ketebalan dan struktur lapisan benih, dan ekstraksi standar dapat juga mempengaruhi famili pohon (families) tersebut secara berbeda.
Buah kering: Ini merupakan kelompok yang bermacam-macam. Kantung (follicles) yang terbelah sebelah kebawah, polong dari tumbuhan polong yang terbelah dua belah kebawah, dan kapsul dari tanaman eucalyptus yang terbelah kedalam (split in) menjadi tiga atau beberapa belah.  Beberapa jenis buah akan terbuka dengan sendirinya apabila dikeringkan khususnya apabila buah tersebut dipetik pada saat yang tepat, bukan sebelum waktunya dan apalagi dengan pengeringan terlalu cepat.  Beberapa benih dapat diperoleh melalui gosokan ringan atau rontok, sedangkan lainnya memerlukan bantuan mesin. Proses seperti ini dapat mengakibatkan kerusakan pada benih apabila tidak dilakukan dengan teliti.  Perbedaan famili pohon (family) dalam struktur lapisan benih dapat menyebabkan perbedaan antar famili dalam kerusakan.
Buah dengan daging yang berair (fleshy):  Jenis buah dengan daging yang berair berpotensi sulit.  Segera setelah pengumpulan, daging buah tersebut mulai berubah lunak dan mulailah proses fermentasi.  Untuk menjaga agar bijinya tidak kehilangan kapasitas perkecambahan, daging buahnya perlu segera dihilangkan.  Makin matang buah tersebut makin cepat pula proses fermentasi dimulai.  Famili-famili tanaman seringkali memiliki kematangan buah dan benih yang sangat berbeda, dan akan mengalami pengaruh secara berbeda yang disebabkan  penanganan populasi benih yang buruk secara keseluruhan.      
Benih recalcitrant:  Ini merupakan kelompok benih dengan sifat yang tidak diketahui dalam hal kemampuan bertahan pada penanganan yang buruk.  Benih berbeda dalam kadar airnya.  Lagi pula serangan jamur akan berbeda antar famili pohon (families) disebabkan perbedaan kondisi lingkungan benih dari pohon induk.
Hasil Pengamatan dari kelompok kami beserta rekapan hasil dari kelompok lain di peroleh hasil yang berbeda-beda. Untuk pengamatan tanpa ekstraksi menggunakan buah papaya diperoleh sebesar 0 % untuk Kecepatan kecambah untuk hasil dari daya kecambahnya juga sama halnya dengan kecepatan kecambah yaitu 0 %. Pada cabai hasil dari kecepatan kecambahnya sebesar 40 % karna terdapat 2 benih yang berkecambah dan daya kecambah yang dihasilkan sebesar 40% selanjutnya untuk tomat diperoleh hasil sebesar 40% pada kecepatan kecambah dan untuk hasil dari daya kecambah sebesar 40%.
Pada percobaan yang menggunakan ekstraksi diperoleh hasil untuk kecepatan kecambah papaya yaitu 0% dan daya kecambah pada biji papaya 0% karna tidak biji yang berkecambah, selanjutnya hasil dari kecepatan kecambah pada cabai yaitu 40% sedangkan pada daya kecambahnya diperoleh hasil sebesar 60%. Terakhir pengamatan kecepatan kecambah pada tomat dengan ekstraksi sebesar 20% dan untuk daya kecambahnya didapatkan hasil sebesar 20%.
























F.   Kesimpulan dan Saran
1.    Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum ini adalah :
a.    Ekstraksi benih merupakan prosedur pelepasan dan pemisahan benih secara fisik dri struktur buah yang menutupinya.
b.    Tujuan dari ektrasksi benih sendiri adalah untuk mengurangi campuran benih dan memudahkan penggunaannya.
c.    Pengamatan yang dilakukan menggunkan bahan atau biji dari papaya, cabai dan tomat yang dilakukan secara Ekstraksi dan tanpa ekstraksi.
d.   Setelah benih berkecambah dilakukan analisis data dengan cara menghitung Kecepatan kecambah dan daya kecambah.
e.    Pada biji cabai diperoleh KK 40% DK 40% untuk perlakuan tanpa ekstraksi, untuk yang di ekstraksi diperoleh KK 40% DK 60%
f.     Pada biji tomat diperoleh KK 40% DK 40% untuk perlakuan tanpa ekstraksi, untuk yang di ekstraksi KK 20% DK 20%
2.      Saran
a.    Saat mencuci benih diusahakan sebersih mungkin dan pada proses pengeringan harus sampai benih tersebut kering.
b.    Praktikan saat Praktikum berlangsung lebih serius dan tidak seenaknya sendiri.









 


DAFTAR PUSTAKA

AS dan PM 2000. PVP Status: PVP Asia in balance. Asia Seed & Planting Material, 7 (3): 18 – 19.
Haryati 2013. Ekstraksi Benih. Haryatiputri.blogspot.com. diakses pada 28 Desember 2013.
Margiyanto E 2010. Cahaya Tani http://Budidaya Tanaman Bayam-Cahaya Tani.htm. Diakses pada tanggal 1 Desember 2013.
Niti Sapto 2001. Bercocok Tanam Secara Vertikal. Yogyakarta: Kanisius.
Pracaya 2007. Bertanam Tomat. Yogyakarta: Kanisius
Rismunandar 2005. Bertanam Sayur – Sayuran. Bandung: Penerbit Terate.
Raja 2012. Ekstraksi benih. Rajabenih.com. Diakses pada tanggal 28 desember 2013.
Sukarman dan Hasanah M 2003. Perbaikan Mutu Benih Aneka Tanaman Perkebunan Melalui Cara Panen dan Penanganan Benih. Jurnal Litbang Pertanian, 22(1), 2003.
Widarto L 2003. Vertikultur Bercocok Tanam secara Bertingkat. Jakarta: Penebar Swadaya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar