EKSTRAKSI BENIH
A. Pendahuluan
1. Latar
Belakang
Ekstraksi adalah pemurnian suatu senyawa. Ekstraksi cairan-cairan merupakan suatu teknik dalam suatu larutan (biasanya dalam air) dibuat bersentuhan dengan
suatu pelarut kedua (biasanya organik), yang pada dasarnya tidak saling
bercampur dan menimbulkan perpindahan satu atau lebih zat terlarut (solut) ke dalam pelarut kedua itu.
Pemisahan itu dapat dilakukan dengan mengocok-ngocok larutan dalam sebuah
corong pemisah selama beberapa menit.
Ekstraksi
benih merupakan prosedur pelepasan dan pemisahan benih secara fisik dari
struktur buah yang menutupinya. Dengan kata lain, ekstraksi dilakukan untuk
mengeluarkan biji dari buah/polongnya.
Tujuan
ekstraksi benih adalah : (1) Mengurangi campuran. Benih biasanya merupakan 1-5%
dari total volume buah. Pengurangan campuran dapat membantu mengurangi biaya
penyimpanan dan pengangkutan, (2) Mudah penanganannya. Benih umumnya diuji,
diberi perlakuan pendahuluan dan ditanam secara individual, sehingga perlu
pemisahan benih dari buahnya, (3) Meningkatkan kemampuan penyimpanan.
|
Metode ekstraksi pada buah kering merekah seperti polong, folicles, kapsul dan kerucut dapat dilakukan melalu: (1) Pengeringan. Pengeringan dilakukan untuk membuka buah karena pada tipe ini, buah mudah sekali terbuka apabila dalam kondisi kering sehingga ekstraksi mudah dilakukan. Pengeringan sebaiknya dilakukan secara bertahap dan perlahan untuk menghindari pemanasan berlebihan, (2) Diayak/diputar dalam drum atau silinder. Contoh buah tipe ini adalah Pinus, Eucalyptus dan kebanyakan Leguminoceae.
Buah
kering tidak merekah seperti Acasia nilotica dan A. Siberiana, ekstraksi
dilakukan dengan cara pengeringan dan pemukulan untuk melepas benih. Kebanyakan
polong kecil yang tidak merekah dapat dipisah dengan memukulnya, menggerusnya
dalam mortar, menggulung dalam drum, memukul atau memutar dalam silinder
pengaduk/pencampur semen dengan balok kayu keras.
Buah
berserat keras seperti buah kerucut, kapsul dan beberapa buah berkomponen
kering. Tipe ini secara morfologis mudah membuka, tetapi mekanisme membukanya
memerlukan suhu tinggi. Ekstraksi dilakukan dengan cara: (1) Pemanasan dalam
oven kemudian diputar dalam drum, (2) Pembakaran permukaan buah kemudian
pemutaran dalam drum. Alternatif lain apabila tidak tersedia oven, buah yang
sangat keras dapat dibuka dengan meletakkannya dalam kawat (kasa) di atas arang
membara sampai terbuka. Setelah buah membuka, segera dicelupkan ke dalam air
dan dikeringkan di bawah sinar matahari.
Buah
berdaging lunak mengandung serat tipis seperti, ekstraksi dilakukan dengan cara
pengeringan, perendaman hingga sampai jenuh dan pencucian. Buah berdaging lunak
mengandung serat lunak seperti Prunus, Ole, Ficus, ekstraksi dilakukan dengan
cara: (1) Perendaman, fermentasi dan pencucian, (2) Perendaman hingga sampai
jenuh, pencucian.
Buah
lunak mengandung bahan berserat, lunak, seperti jati putih, ekstraksi dilakukan
dengan perendaman hingga jenuh, pencucian, diamplas/digosok. Buah berdaging
mengandung jalinan serat seperti Tectona grandis, ekstraksi dilakukan dengan
perendaman, diamplas/digosok.
Benih
dapat diekstraksi dari kotoran dengan cara ekstraksi basah atau kering. Selama
proses ekstraksi kering, kotoran pertama – tama dikeringkan dan dipisah – pisah
dengan memukul perlahan – lahan dalam mortar atau semacamnya, kemudian
dibersihkan menggunakan silinder berputar dan penyaringan.
Selama
ekstraksi basah, kotoran direndam dan dicuci dalam air. Benih yang mengumpul di
bagian bawah wadah kemudian dipisahkan dengan menyaringnya di bawah aliran air.
Ekstraksi basah menghasilkan benih terbersih. Permasalahan pengumpulan benih
dari kotoran adalah bahwa kotoran seringkali berisi campuran benih dari
berbagai jenis yang akan mempersulit pemisahannya.
2. Tujuan
Praktikum
Tujuan Praktikum Ekstraksi Benih adalah
a. Mengertahui
campuran padat, membantu mengurangi biaya penyimpanan dan pengangkutan.
b. Mempermudah
penanganan benih.
3. Waktu
dan Tempat Praktikum
Praktikum acara I
Ekstraksi Benih dilaksanakan pada hari Sabtu, 2 November 2013 pukul 08.00-11.00
WIB di Laboratorium Ekologi dan Manajemen Produksi Tanaman, Fakultas Pertanian,
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
B. Tinjauan Pustaka
Ekstraksi
benih merupakan prosedur pelepasan dan pemisahan benih secara fisik dari
struktur buah yang menutupinya. Dengan kata lain, ekstraksi dilakukan untuk
mengeluarkan biji dari buah/polongnya.
Tujuan ekstraksi benih adalah : (1) Mengurangi campuran. Benih biasanya merupakan 1-5% dari total volume buah. Pengurangan campuran dapat membantu mengurangi biaya penyimpanan dan pengangkutan, (2) Mudah penanganannya. Benih umumnya diuji, diberi perlakuan pendahuluan dan ditanam secara individual, sehingga perlu pemisahan benih dari buahnya, (3) Meningkatkan kemampuan penyimpanan (Raja 2012).
Tujuan ekstraksi benih adalah : (1) Mengurangi campuran. Benih biasanya merupakan 1-5% dari total volume buah. Pengurangan campuran dapat membantu mengurangi biaya penyimpanan dan pengangkutan, (2) Mudah penanganannya. Benih umumnya diuji, diberi perlakuan pendahuluan dan ditanam secara individual, sehingga perlu pemisahan benih dari buahnya, (3) Meningkatkan kemampuan penyimpanan (Raja 2012).
Ekstraksi diperlukan karena biasanya
benih tidak dipanen secara langsung. Biasanya pengunduhan dilakukan terhadap
buahnya. Dikenal dua macam ekstraksi benih yaitu ekstraksi kering yang
dilakukan terhadap buah berbentuk polong (Acacia
sp, Paraserianthes falcataria)
dan jenis-jenis yang memiliki daging buah yang kering (Swietenia macrophylla), sedangkan ekstraksi basah dilakukan
terhadap jenis-jenis yang memiliki daging buah yang basah seperti Gmelina arborea, Melia azedarach dan Azadirachta
indica (Haryati 2013).
Buah berdaging sebelum benih dipisahkan atau diekstraksi,
buahnya dapat dikeringkan terlebih dahulu setelah buah masak. Tanaman yang
termasuk dalam tipe ini adalah tanaman cabai, oyong, okra disamping berdaging
juga berair misalnya ketimun, sehingga pada saat benih masak fisiologis maupun
masak morfologis kandungan air benih masih sangat tinggi dan benih diselaputi
oleh lendir dan saling melekat pada ruang-ruang tempat biji tersususn yang
mengandung bahan yang bersifat inhibitor. Dengan demikian, sebelum benih
dikeringkan lendir yang ada harus dihilangkan terlebih dahulu menggunakan zat
kimia yaitu dengan difermentasikan terlebih dahulu, kemudian benih dicuci
dengan air hingga bersih dan bebas dari lendir (Ekawati 2004).
Cabai besar (Capsicum
annum L.),merupakan salah satu komoditi hortikultura yang tergolong tanaman
semusim (annual).Desetiap cabag akan muncul bungan yang pada akhirnya
berkembang menjadi buah,karena itu memiliki tajuk yang lebar berkisar 50-90
cm.Untuk menyangga buah di perlukan ajir agar tanaman tetap berdiri
tegak.Tinngi tanaman dewasa anatara 65-120 cm.Ukuran dan bentuk buah pada
umumnya besar dan panjang dengan berat buah bervariasi tergantung varietasnya
(Rismunandar 2005).
Sesudah tindakan pra-perawatan, buah polong dikeringkan
sampai pada tingkat kadar air tertentu dimana buah polong tersebut mulai
terbuka. Setelah terbuka bijinya diambildengan menggunakan tangan atau mesin
khusus. Kerusakan mesin dapat dengan mudahmenimbulkan kerusakan pada benih
apabila terjadi terlalu banyak benturan dan getaran (Sutopo 2002).
C. Alat dan Bahan
1. Alat
a. Saringan
kawat
b. Cawan
c. Tissue/kertas
koran
d. Petridish
e. Nampan
f. Pisau
2. Bahan
a. Pepaya
(Carica papaya) yang masak tua
b. Tomat
(Lycoppersicum esculentum)
c. Cabai
(Capsicum annum)
D. Cara Kerja
1. Memotong
buah pepaya yang sehat dan matang dan mengambil bagian tengah
2. Mengambil
biji, memasukkan ke dalam cawan untuk kemudian merendam atau mencuci sampai
biji bersih, meniriskan kemudian mengeringkan.
3. Biji
yang telah kering, kemudian dikecambahkan didalan petridish.
4. Sebagai
pembanding, mengambil sebagian biji tidak dicuci untuk dikecambahkan
5. Menghitung
daya kecambah dan kecepatan kecambah pada masing-masing perlakuan. Kemudian
membandingkan antara kedua perlakuan tersebut.
6. Hal
yang sama juga dilakukan pada biji atau sayuran lainnya.
E. Hasil dan Pembahasan
1. Hasil
Pengamatan
Tabel 1.1 Benih tanpa Ekstraksi
Ulangan
|
Buah
|
Kecepatan
Kecambah (%)
|
Daya Kecambah
(%)
|
1
|
Pepaya
|
0
|
0
|
Tomat
|
0
|
0
|
|
Cabai
|
0
|
0
|
|
2
|
Pepaya
|
0
|
0
|
Tomat
|
20
|
80
|
|
Cabai
|
20
|
80
|
|
3
|
Pepaya
|
0
|
0
|
Tomat
|
40
|
40
|
|
Cabai
|
40
|
40
|
|
4
|
Pepaya
|
0
|
0
|
Tomat
|
80
|
80
|
|
Cabai
|
20
|
20
|
|
5
|
Pepaya
|
0
|
0
|
Tomat
|
0
|
20
|
|
Cabai
|
0
|
20
|
Sumber
: Data rekapan
Tabel 1.2 Benih
dengan Ekstraksi benih
Ulangan
|
Buah
|
Kecepatan Kecambah (%)
|
Daya Kecambah (%)
|
1
|
Pepaya
|
0
|
0
|
Tomat
|
0
|
0
|
|
Cabai
|
0
|
40
|
|
2
|
Pepaya
|
0
|
0
|
Tomat
|
0
|
100
|
|
Cabai
|
40
|
80
|
|
3
|
Pepaya
|
0
|
0
|
Tomat
|
20
|
20
|
|
Cabai
|
40
|
60
|
|
4
|
Pepaya
|
0
|
0
|
Tomat
|
80
|
80
|
|
Cabai
|
60
|
60
|
|
5
|
Pepaya
|
0
|
0
|
Tomat
|
40
|
40
|
|
Cabai
|
0
|
20
|
Sumber : Laporan
sementara
Analisis Data
a. Tanpa
Ekstraksi
Pepaya (Carica papaya)
=
0%
= 0%
Cabai (Capsium annum)
= 40%
= 40%
Tomat (Lycoppersicum esculentum)
= 40%
= 40%
b.
Ekstraksi
Pepaya
(Carica papaya)
= 0%
= 0%
Cabai
(Capsicum annum)
= 40%
= 40%
Tomat
(Lycoppersicum esculentum)
= 20%
= 20%
2. Pembahasan
Ekstraksi
benih merupakan prosedur pelepasan dan pemisahan benih secara fisik dari
struktur buah yang menutupinya dengan kata lain, ekstraksi dilakukan untuk
mengeluarkan biji dari buah. Ekstraksi benih kadang kala tidak perlu dilakukan
sesaat sebelum penaburan benih pada kondisi kemampuan penyimpanan benih yang
tidak diekstraksi lebih baik atau kebutuhan akan pekerja untuk proses ekstraksi
sangat tinggi. Manfaat dari ekstraksi adalah sebagai berikut (1) Mengurangi
campuran. Benih biasa merupakan 1-5% dari volume buah. Pengurangan campuran
dapat membantu mengurangi biaya penyimpanan dan pengangkutan. (2) Mudah
penanganannya. Benih umumnya di uji, diberi perlakuan pendahuluandan ditanam
secara individual, sehingga perlu pemisahan benih dari buahnya.
Ciri-ciri
fisik benih bermutu dapat diteliti sebagai berikut:
(1) Bentuk, ukuran dan warnanya seragam. Benih yang baik selalu sama bentuknya. Kalau bentuk benih itu seharusnya bulat, semuanya bulat (tidak ada yang pipih atau lonjong). Itulah benih yang baik. Demikian pula kalau bentuknya seharusnya pipih, maka semuanya juga harus pipih. Ukuran dan warna juga harus seragam. Tidak ada yang lebih besar atau lebih kecil. Tidak ada yang berwarna aneh, kalau bibit berwarna kuning semua harus kuning, tak ada yang putih. (2) Permukaan kulit benih harus bersih dan mengkilat. Tidak ada yang kotor atau keriput. Benih yang keriput pertanda dipetik pada saat buah belum cukup umur. (3) Tidak tercampur dengan benih hampa dan macam-macam kotoran, seperti tanah, sisa kulit, biji rumput, dan sebagainya. (4) Kadar air cukup rendah dan benih sudah mengalami masa istirahat yang cukup, namun masih juga belum mengalami masa simpan terlalu lama sampai kadaluwarsa. Manfaat Ekstraksi Benih yaitu memisahkan benih dari buah, memisahkan benih dari kotoran lainnya, dan meningkatkan kemurnian benih (AS & PM 2000).
(1) Bentuk, ukuran dan warnanya seragam. Benih yang baik selalu sama bentuknya. Kalau bentuk benih itu seharusnya bulat, semuanya bulat (tidak ada yang pipih atau lonjong). Itulah benih yang baik. Demikian pula kalau bentuknya seharusnya pipih, maka semuanya juga harus pipih. Ukuran dan warna juga harus seragam. Tidak ada yang lebih besar atau lebih kecil. Tidak ada yang berwarna aneh, kalau bibit berwarna kuning semua harus kuning, tak ada yang putih. (2) Permukaan kulit benih harus bersih dan mengkilat. Tidak ada yang kotor atau keriput. Benih yang keriput pertanda dipetik pada saat buah belum cukup umur. (3) Tidak tercampur dengan benih hampa dan macam-macam kotoran, seperti tanah, sisa kulit, biji rumput, dan sebagainya. (4) Kadar air cukup rendah dan benih sudah mengalami masa istirahat yang cukup, namun masih juga belum mengalami masa simpan terlalu lama sampai kadaluwarsa. Manfaat Ekstraksi Benih yaitu memisahkan benih dari buah, memisahkan benih dari kotoran lainnya, dan meningkatkan kemurnian benih (AS & PM 2000).
Cara
menekstraksi benih sebagai berikut: Cone dan polong: Sesudah tindakan
pra-perawatan, buah polong dikeringkan sampai pada tingkat kadar air tertentu
dimana buah polong tersebut mulai terbuka.
Setelah terbuka bijinya diambil dengan menggunakan tangan atau mesin
khusus. Kerusakan mesin dapat dengan
mudah menimbulkan kerusakan pada benih
apabila terjadi terlalu banyak benturan dan getaran. Setiap famili pohon (families)
dapat berbeda dalam hal kadar air cone dan ketebalan dan struktur lapisan
benih, dan ekstraksi standar dapat juga mempengaruhi famili pohon (families)
tersebut secara berbeda.
Buah
kering: Ini merupakan kelompok yang bermacam-macam. Kantung (follicles) yang
terbelah sebelah kebawah, polong dari tumbuhan polong yang terbelah dua belah
kebawah, dan kapsul dari tanaman eucalyptus yang terbelah kedalam (split in)
menjadi tiga atau beberapa belah.
Beberapa jenis buah akan terbuka dengan sendirinya apabila dikeringkan
khususnya apabila buah tersebut dipetik pada saat yang tepat, bukan sebelum
waktunya dan apalagi dengan pengeringan terlalu cepat. Beberapa benih dapat diperoleh melalui
gosokan ringan atau rontok, sedangkan lainnya memerlukan bantuan mesin. Proses
seperti ini dapat mengakibatkan kerusakan pada benih apabila tidak dilakukan
dengan teliti. Perbedaan famili pohon (family)
dalam struktur lapisan benih dapat menyebabkan perbedaan antar famili dalam
kerusakan.
Buah
dengan daging yang berair (fleshy):
Jenis buah dengan daging yang berair berpotensi sulit. Segera setelah pengumpulan, daging buah
tersebut mulai berubah lunak dan mulailah proses fermentasi. Untuk menjaga agar bijinya tidak kehilangan
kapasitas perkecambahan, daging buahnya perlu segera dihilangkan. Makin matang buah tersebut makin cepat pula
proses fermentasi dimulai. Famili-famili
tanaman seringkali memiliki kematangan buah dan benih yang sangat berbeda, dan
akan mengalami pengaruh secara berbeda yang disebabkan penanganan populasi benih yang buruk secara
keseluruhan.
Benih
recalcitrant: Ini merupakan kelompok
benih dengan sifat yang tidak diketahui dalam hal kemampuan bertahan pada
penanganan yang buruk. Benih berbeda
dalam kadar airnya. Lagi pula serangan
jamur akan berbeda antar famili pohon (families) disebabkan perbedaan
kondisi lingkungan benih dari pohon induk.
Hasil Pengamatan dari kelompok kami beserta rekapan hasil
dari kelompok lain di peroleh hasil yang berbeda-beda. Untuk pengamatan tanpa
ekstraksi menggunakan buah papaya diperoleh sebesar 0 % untuk Kecepatan
kecambah untuk hasil dari daya kecambahnya juga sama halnya dengan kecepatan
kecambah yaitu 0 %. Pada cabai hasil dari kecepatan kecambahnya sebesar 40 %
karna terdapat 2 benih yang berkecambah dan daya kecambah yang dihasilkan
sebesar 40% selanjutnya untuk tomat diperoleh hasil sebesar 40% pada kecepatan
kecambah dan untuk hasil dari daya kecambah sebesar 40%.
Pada percobaan yang menggunakan ekstraksi diperoleh hasil
untuk kecepatan kecambah papaya yaitu 0% dan daya kecambah pada biji papaya 0%
karna tidak biji yang berkecambah, selanjutnya hasil dari kecepatan kecambah
pada cabai yaitu 40% sedangkan pada daya kecambahnya diperoleh hasil sebesar
60%. Terakhir pengamatan kecepatan kecambah pada tomat dengan ekstraksi sebesar
20% dan untuk daya kecambahnya didapatkan hasil sebesar 20%.
F.
Kesimpulan
dan Saran
1. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat
diambil dari praktikum ini adalah :
a. Ekstraksi
benih merupakan prosedur pelepasan dan pemisahan benih secara fisik dri
struktur buah yang menutupinya.
b. Tujuan
dari ektrasksi benih sendiri adalah untuk mengurangi campuran benih dan
memudahkan penggunaannya.
c. Pengamatan
yang dilakukan menggunkan bahan atau biji dari papaya, cabai dan tomat yang
dilakukan secara Ekstraksi dan tanpa ekstraksi.
d. Setelah
benih berkecambah dilakukan analisis data dengan cara menghitung Kecepatan
kecambah dan daya kecambah.
e. Pada
biji cabai diperoleh KK 40% DK 40% untuk perlakuan tanpa ekstraksi, untuk yang
di ekstraksi diperoleh KK 40% DK 60%
f. Pada
biji tomat diperoleh KK 40% DK 40% untuk perlakuan tanpa ekstraksi, untuk yang
di ekstraksi KK 20% DK 20%
2. Saran
a. Saat
mencuci benih diusahakan sebersih mungkin dan pada proses pengeringan harus
sampai benih tersebut kering.
b. Praktikan
saat Praktikum berlangsung lebih serius dan tidak seenaknya sendiri.
DAFTAR
PUSTAKA
AS dan PM 2000. PVP Status: PVP Asia in balance. Asia Seed &
Planting Material, 7 (3): 18 – 19.
Haryati
2013. Ekstraksi Benih. Haryatiputri.blogspot.com.
diakses pada 28 Desember 2013.
Margiyanto E
2010. Cahaya Tani http://Budidaya Tanaman
Bayam-Cahaya Tani.htm. Diakses pada tanggal 1 Desember 2013.
Niti
Sapto 2001. Bercocok Tanam Secara Vertikal.
Yogyakarta: Kanisius.
Pracaya
2007. Bertanam Tomat. Yogyakarta: Kanisius
Rismunandar
2005. Bertanam Sayur – Sayuran.
Bandung: Penerbit Terate.
Raja
2012. Ekstraksi benih. Rajabenih.com.
Diakses pada tanggal 28 desember 2013.
Sukarman dan
Hasanah M 2003. Perbaikan Mutu Benih Aneka Tanaman Perkebunan Melalui Cara
Panen dan Penanganan Benih. Jurnal
Litbang Pertanian, 22(1), 2003.
Widarto L 2003. Vertikultur Bercocok Tanam secara Bertingkat.
Jakarta: Penebar Swadaya.
ACARA
I
EKSTRAKSI BENIH
A. Pendahuluan
1. Latar
Belakang
Ekstraksi adalah pemurnian suatu senyawa. Ekstraksi cairan-cairan merupakan suatu teknik dalam suatu larutan (biasanya dalam air) dibuat bersentuhan dengan
suatu pelarut kedua (biasanya organik), yang pada dasarnya tidak saling
bercampur dan menimbulkan perpindahan satu atau lebih zat terlarut (solut) ke dalam pelarut kedua itu.
Pemisahan itu dapat dilakukan dengan mengocok-ngocok larutan dalam sebuah
corong pemisah selama beberapa menit.
Ekstraksi
benih merupakan prosedur pelepasan dan pemisahan benih secara fisik dari
struktur buah yang menutupinya. Dengan kata lain, ekstraksi dilakukan untuk
mengeluarkan biji dari buah/polongnya.
Tujuan
ekstraksi benih adalah : (1) Mengurangi campuran. Benih biasanya merupakan 1-5%
dari total volume buah. Pengurangan campuran dapat membantu mengurangi biaya
penyimpanan dan pengangkutan, (2) Mudah penanganannya. Benih umumnya diuji,
diberi perlakuan pendahuluan dan ditanam secara individual, sehingga perlu
pemisahan benih dari buahnya, (3) Meningkatkan kemampuan penyimpanan.
|
Metode ekstraksi pada buah kering merekah seperti polong, folicles, kapsul dan kerucut dapat dilakukan melalu: (1) Pengeringan. Pengeringan dilakukan untuk membuka buah karena pada tipe ini, buah mudah sekali terbuka apabila dalam kondisi kering sehingga ekstraksi mudah dilakukan. Pengeringan sebaiknya dilakukan secara bertahap dan perlahan untuk menghindari pemanasan berlebihan, (2) Diayak/diputar dalam drum atau silinder. Contoh buah tipe ini adalah Pinus, Eucalyptus dan kebanyakan Leguminoceae.
Buah
kering tidak merekah seperti Acasia nilotica dan A. Siberiana, ekstraksi
dilakukan dengan cara pengeringan dan pemukulan untuk melepas benih. Kebanyakan
polong kecil yang tidak merekah dapat dipisah dengan memukulnya, menggerusnya
dalam mortar, menggulung dalam drum, memukul atau memutar dalam silinder
pengaduk/pencampur semen dengan balok kayu keras.
Buah
berserat keras seperti buah kerucut, kapsul dan beberapa buah berkomponen
kering. Tipe ini secara morfologis mudah membuka, tetapi mekanisme membukanya
memerlukan suhu tinggi. Ekstraksi dilakukan dengan cara: (1) Pemanasan dalam
oven kemudian diputar dalam drum, (2) Pembakaran permukaan buah kemudian
pemutaran dalam drum. Alternatif lain apabila tidak tersedia oven, buah yang
sangat keras dapat dibuka dengan meletakkannya dalam kawat (kasa) di atas arang
membara sampai terbuka. Setelah buah membuka, segera dicelupkan ke dalam air
dan dikeringkan di bawah sinar matahari.
Buah
berdaging lunak mengandung serat tipis seperti, ekstraksi dilakukan dengan cara
pengeringan, perendaman hingga sampai jenuh dan pencucian. Buah berdaging lunak
mengandung serat lunak seperti Prunus, Ole, Ficus, ekstraksi dilakukan dengan
cara: (1) Perendaman, fermentasi dan pencucian, (2) Perendaman hingga sampai
jenuh, pencucian.
Buah
lunak mengandung bahan berserat, lunak, seperti jati putih, ekstraksi dilakukan
dengan perendaman hingga jenuh, pencucian, diamplas/digosok. Buah berdaging
mengandung jalinan serat seperti Tectona grandis, ekstraksi dilakukan dengan
perendaman, diamplas/digosok.
Benih
dapat diekstraksi dari kotoran dengan cara ekstraksi basah atau kering. Selama
proses ekstraksi kering, kotoran pertama – tama dikeringkan dan dipisah – pisah
dengan memukul perlahan – lahan dalam mortar atau semacamnya, kemudian
dibersihkan menggunakan silinder berputar dan penyaringan.
Selama
ekstraksi basah, kotoran direndam dan dicuci dalam air. Benih yang mengumpul di
bagian bawah wadah kemudian dipisahkan dengan menyaringnya di bawah aliran air.
Ekstraksi basah menghasilkan benih terbersih. Permasalahan pengumpulan benih
dari kotoran adalah bahwa kotoran seringkali berisi campuran benih dari
berbagai jenis yang akan mempersulit pemisahannya.
2. Tujuan
Praktikum
Tujuan Praktikum Ekstraksi Benih adalah
a. Mengertahui
campuran padat, membantu mengurangi biaya penyimpanan dan pengangkutan.
b. Mempermudah
penanganan benih.
3. Waktu
dan Tempat Praktikum
Praktikum acara I
Ekstraksi Benih dilaksanakan pada hari Sabtu, 2 November 2013 pukul 08.00-11.00
WIB di Laboratorium Ekologi dan Manajemen Produksi Tanaman, Fakultas Pertanian,
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
B. Tinjauan Pustaka
Ekstraksi
benih merupakan prosedur pelepasan dan pemisahan benih secara fisik dari
struktur buah yang menutupinya. Dengan kata lain, ekstraksi dilakukan untuk
mengeluarkan biji dari buah/polongnya.
Tujuan ekstraksi benih adalah : (1) Mengurangi campuran. Benih biasanya merupakan 1-5% dari total volume buah. Pengurangan campuran dapat membantu mengurangi biaya penyimpanan dan pengangkutan, (2) Mudah penanganannya. Benih umumnya diuji, diberi perlakuan pendahuluan dan ditanam secara individual, sehingga perlu pemisahan benih dari buahnya, (3) Meningkatkan kemampuan penyimpanan (Raja 2012).
Tujuan ekstraksi benih adalah : (1) Mengurangi campuran. Benih biasanya merupakan 1-5% dari total volume buah. Pengurangan campuran dapat membantu mengurangi biaya penyimpanan dan pengangkutan, (2) Mudah penanganannya. Benih umumnya diuji, diberi perlakuan pendahuluan dan ditanam secara individual, sehingga perlu pemisahan benih dari buahnya, (3) Meningkatkan kemampuan penyimpanan (Raja 2012).
Ekstraksi diperlukan karena biasanya
benih tidak dipanen secara langsung. Biasanya pengunduhan dilakukan terhadap
buahnya. Dikenal dua macam ekstraksi benih yaitu ekstraksi kering yang
dilakukan terhadap buah berbentuk polong (Acacia
sp, Paraserianthes falcataria)
dan jenis-jenis yang memiliki daging buah yang kering (Swietenia macrophylla), sedangkan ekstraksi basah dilakukan
terhadap jenis-jenis yang memiliki daging buah yang basah seperti Gmelina arborea, Melia azedarach dan Azadirachta
indica (Haryati 2013).
Buah berdaging sebelum benih dipisahkan atau diekstraksi,
buahnya dapat dikeringkan terlebih dahulu setelah buah masak. Tanaman yang
termasuk dalam tipe ini adalah tanaman cabai, oyong, okra disamping berdaging
juga berair misalnya ketimun, sehingga pada saat benih masak fisiologis maupun
masak morfologis kandungan air benih masih sangat tinggi dan benih diselaputi
oleh lendir dan saling melekat pada ruang-ruang tempat biji tersususn yang
mengandung bahan yang bersifat inhibitor. Dengan demikian, sebelum benih
dikeringkan lendir yang ada harus dihilangkan terlebih dahulu menggunakan zat
kimia yaitu dengan difermentasikan terlebih dahulu, kemudian benih dicuci
dengan air hingga bersih dan bebas dari lendir (Ekawati 2004).
Cabai besar (Capsicum
annum L.),merupakan salah satu komoditi hortikultura yang tergolong tanaman
semusim (annual).Desetiap cabag akan muncul bungan yang pada akhirnya
berkembang menjadi buah,karena itu memiliki tajuk yang lebar berkisar 50-90
cm.Untuk menyangga buah di perlukan ajir agar tanaman tetap berdiri
tegak.Tinngi tanaman dewasa anatara 65-120 cm.Ukuran dan bentuk buah pada
umumnya besar dan panjang dengan berat buah bervariasi tergantung varietasnya
(Rismunandar 2005).
Sesudah tindakan pra-perawatan, buah polong dikeringkan
sampai pada tingkat kadar air tertentu dimana buah polong tersebut mulai
terbuka. Setelah terbuka bijinya diambildengan menggunakan tangan atau mesin
khusus. Kerusakan mesin dapat dengan mudahmenimbulkan kerusakan pada benih
apabila terjadi terlalu banyak benturan dan getaran (Sutopo 2002).
C. Alat dan Bahan
1. Alat
a. Saringan
kawat
b. Cawan
c. Tissue/kertas
koran
d. Petridish
e. Nampan
f. Pisau
2. Bahan
a. Pepaya
(Carica papaya) yang masak tua
b. Tomat
(Lycoppersicum esculentum)
c. Cabai
(Capsicum annum)
D. Cara Kerja
1. Memotong
buah pepaya yang sehat dan matang dan mengambil bagian tengah
2. Mengambil
biji, memasukkan ke dalam cawan untuk kemudian merendam atau mencuci sampai
biji bersih, meniriskan kemudian mengeringkan.
3. Biji
yang telah kering, kemudian dikecambahkan didalan petridish.
4. Sebagai
pembanding, mengambil sebagian biji tidak dicuci untuk dikecambahkan
5. Menghitung
daya kecambah dan kecepatan kecambah pada masing-masing perlakuan. Kemudian
membandingkan antara kedua perlakuan tersebut.
6. Hal
yang sama juga dilakukan pada biji atau sayuran lainnya.
E. Hasil dan Pembahasan
1. Hasil
Pengamatan
Tabel 1.1 Benih tanpa Ekstraksi
Ulangan
|
Buah
|
Kecepatan
Kecambah (%)
|
Daya Kecambah
(%)
|
1
|
Pepaya
|
0
|
0
|
Tomat
|
0
|
0
|
|
Cabai
|
0
|
0
|
|
2
|
Pepaya
|
0
|
0
|
Tomat
|
20
|
80
|
|
Cabai
|
20
|
80
|
|
3
|
Pepaya
|
0
|
0
|
Tomat
|
40
|
40
|
|
Cabai
|
40
|
40
|
|
4
|
Pepaya
|
0
|
0
|
Tomat
|
80
|
80
|
|
Cabai
|
20
|
20
|
|
5
|
Pepaya
|
0
|
0
|
Tomat
|
0
|
20
|
|
Cabai
|
0
|
20
|
Sumber
: Data rekapan
Tabel 1.2 Benih
dengan Ekstraksi benih
Ulangan
|
Buah
|
Kecepatan Kecambah (%)
|
Daya Kecambah (%)
|
1
|
Pepaya
|
0
|
0
|
Tomat
|
0
|
0
|
|
Cabai
|
0
|
40
|
|
2
|
Pepaya
|
0
|
0
|
Tomat
|
0
|
100
|
|
Cabai
|
40
|
80
|
|
3
|
Pepaya
|
0
|
0
|
Tomat
|
20
|
20
|
|
Cabai
|
40
|
60
|
|
4
|
Pepaya
|
0
|
0
|
Tomat
|
80
|
80
|
|
Cabai
|
60
|
60
|
|
5
|
Pepaya
|
0
|
0
|
Tomat
|
40
|
40
|
|
Cabai
|
0
|
20
|
Sumber : Laporan
sementara
Analisis Data
a. Tanpa
Ekstraksi
Pepaya (Carica papaya)
=
0%
= 0%
Cabai (Capsium annum)
= 40%
= 40%
Tomat (Lycoppersicum esculentum)
= 40%
= 40%
b.
Ekstraksi
Pepaya
(Carica papaya)
= 0%
= 0%
Cabai
(Capsicum annum)
= 40%
= 40%
Tomat
(Lycoppersicum esculentum)
= 20%
= 20%
2. Pembahasan
Ekstraksi
benih merupakan prosedur pelepasan dan pemisahan benih secara fisik dari
struktur buah yang menutupinya dengan kata lain, ekstraksi dilakukan untuk
mengeluarkan biji dari buah. Ekstraksi benih kadang kala tidak perlu dilakukan
sesaat sebelum penaburan benih pada kondisi kemampuan penyimpanan benih yang
tidak diekstraksi lebih baik atau kebutuhan akan pekerja untuk proses ekstraksi
sangat tinggi. Manfaat dari ekstraksi adalah sebagai berikut (1) Mengurangi
campuran. Benih biasa merupakan 1-5% dari volume buah. Pengurangan campuran
dapat membantu mengurangi biaya penyimpanan dan pengangkutan. (2) Mudah
penanganannya. Benih umumnya di uji, diberi perlakuan pendahuluandan ditanam
secara individual, sehingga perlu pemisahan benih dari buahnya.
Ciri-ciri
fisik benih bermutu dapat diteliti sebagai berikut:
(1) Bentuk, ukuran dan warnanya seragam. Benih yang baik selalu sama bentuknya. Kalau bentuk benih itu seharusnya bulat, semuanya bulat (tidak ada yang pipih atau lonjong). Itulah benih yang baik. Demikian pula kalau bentuknya seharusnya pipih, maka semuanya juga harus pipih. Ukuran dan warna juga harus seragam. Tidak ada yang lebih besar atau lebih kecil. Tidak ada yang berwarna aneh, kalau bibit berwarna kuning semua harus kuning, tak ada yang putih. (2) Permukaan kulit benih harus bersih dan mengkilat. Tidak ada yang kotor atau keriput. Benih yang keriput pertanda dipetik pada saat buah belum cukup umur. (3) Tidak tercampur dengan benih hampa dan macam-macam kotoran, seperti tanah, sisa kulit, biji rumput, dan sebagainya. (4) Kadar air cukup rendah dan benih sudah mengalami masa istirahat yang cukup, namun masih juga belum mengalami masa simpan terlalu lama sampai kadaluwarsa. Manfaat Ekstraksi Benih yaitu memisahkan benih dari buah, memisahkan benih dari kotoran lainnya, dan meningkatkan kemurnian benih (AS & PM 2000).
(1) Bentuk, ukuran dan warnanya seragam. Benih yang baik selalu sama bentuknya. Kalau bentuk benih itu seharusnya bulat, semuanya bulat (tidak ada yang pipih atau lonjong). Itulah benih yang baik. Demikian pula kalau bentuknya seharusnya pipih, maka semuanya juga harus pipih. Ukuran dan warna juga harus seragam. Tidak ada yang lebih besar atau lebih kecil. Tidak ada yang berwarna aneh, kalau bibit berwarna kuning semua harus kuning, tak ada yang putih. (2) Permukaan kulit benih harus bersih dan mengkilat. Tidak ada yang kotor atau keriput. Benih yang keriput pertanda dipetik pada saat buah belum cukup umur. (3) Tidak tercampur dengan benih hampa dan macam-macam kotoran, seperti tanah, sisa kulit, biji rumput, dan sebagainya. (4) Kadar air cukup rendah dan benih sudah mengalami masa istirahat yang cukup, namun masih juga belum mengalami masa simpan terlalu lama sampai kadaluwarsa. Manfaat Ekstraksi Benih yaitu memisahkan benih dari buah, memisahkan benih dari kotoran lainnya, dan meningkatkan kemurnian benih (AS & PM 2000).
Cara
menekstraksi benih sebagai berikut: Cone dan polong: Sesudah tindakan
pra-perawatan, buah polong dikeringkan sampai pada tingkat kadar air tertentu
dimana buah polong tersebut mulai terbuka.
Setelah terbuka bijinya diambil dengan menggunakan tangan atau mesin
khusus. Kerusakan mesin dapat dengan
mudah menimbulkan kerusakan pada benih
apabila terjadi terlalu banyak benturan dan getaran. Setiap famili pohon (families)
dapat berbeda dalam hal kadar air cone dan ketebalan dan struktur lapisan
benih, dan ekstraksi standar dapat juga mempengaruhi famili pohon (families)
tersebut secara berbeda.
Buah
kering: Ini merupakan kelompok yang bermacam-macam. Kantung (follicles) yang
terbelah sebelah kebawah, polong dari tumbuhan polong yang terbelah dua belah
kebawah, dan kapsul dari tanaman eucalyptus yang terbelah kedalam (split in)
menjadi tiga atau beberapa belah.
Beberapa jenis buah akan terbuka dengan sendirinya apabila dikeringkan
khususnya apabila buah tersebut dipetik pada saat yang tepat, bukan sebelum
waktunya dan apalagi dengan pengeringan terlalu cepat. Beberapa benih dapat diperoleh melalui
gosokan ringan atau rontok, sedangkan lainnya memerlukan bantuan mesin. Proses
seperti ini dapat mengakibatkan kerusakan pada benih apabila tidak dilakukan
dengan teliti. Perbedaan famili pohon (family)
dalam struktur lapisan benih dapat menyebabkan perbedaan antar famili dalam
kerusakan.
Buah
dengan daging yang berair (fleshy):
Jenis buah dengan daging yang berair berpotensi sulit. Segera setelah pengumpulan, daging buah
tersebut mulai berubah lunak dan mulailah proses fermentasi. Untuk menjaga agar bijinya tidak kehilangan
kapasitas perkecambahan, daging buahnya perlu segera dihilangkan. Makin matang buah tersebut makin cepat pula
proses fermentasi dimulai. Famili-famili
tanaman seringkali memiliki kematangan buah dan benih yang sangat berbeda, dan
akan mengalami pengaruh secara berbeda yang disebabkan penanganan populasi benih yang buruk secara
keseluruhan.
Benih
recalcitrant: Ini merupakan kelompok
benih dengan sifat yang tidak diketahui dalam hal kemampuan bertahan pada
penanganan yang buruk. Benih berbeda
dalam kadar airnya. Lagi pula serangan
jamur akan berbeda antar famili pohon (families) disebabkan perbedaan
kondisi lingkungan benih dari pohon induk.
Hasil Pengamatan dari kelompok kami beserta rekapan hasil
dari kelompok lain di peroleh hasil yang berbeda-beda. Untuk pengamatan tanpa
ekstraksi menggunakan buah papaya diperoleh sebesar 0 % untuk Kecepatan
kecambah untuk hasil dari daya kecambahnya juga sama halnya dengan kecepatan
kecambah yaitu 0 %. Pada cabai hasil dari kecepatan kecambahnya sebesar 40 %
karna terdapat 2 benih yang berkecambah dan daya kecambah yang dihasilkan
sebesar 40% selanjutnya untuk tomat diperoleh hasil sebesar 40% pada kecepatan
kecambah dan untuk hasil dari daya kecambah sebesar 40%.
Pada percobaan yang menggunakan ekstraksi diperoleh hasil
untuk kecepatan kecambah papaya yaitu 0% dan daya kecambah pada biji papaya 0%
karna tidak biji yang berkecambah, selanjutnya hasil dari kecepatan kecambah
pada cabai yaitu 40% sedangkan pada daya kecambahnya diperoleh hasil sebesar
60%. Terakhir pengamatan kecepatan kecambah pada tomat dengan ekstraksi sebesar
20% dan untuk daya kecambahnya didapatkan hasil sebesar 20%.
F.
Kesimpulan
dan Saran
1. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat
diambil dari praktikum ini adalah :
a. Ekstraksi
benih merupakan prosedur pelepasan dan pemisahan benih secara fisik dri
struktur buah yang menutupinya.
b. Tujuan
dari ektrasksi benih sendiri adalah untuk mengurangi campuran benih dan
memudahkan penggunaannya.
c. Pengamatan
yang dilakukan menggunkan bahan atau biji dari papaya, cabai dan tomat yang
dilakukan secara Ekstraksi dan tanpa ekstraksi.
d. Setelah
benih berkecambah dilakukan analisis data dengan cara menghitung Kecepatan
kecambah dan daya kecambah.
e. Pada
biji cabai diperoleh KK 40% DK 40% untuk perlakuan tanpa ekstraksi, untuk yang
di ekstraksi diperoleh KK 40% DK 60%
f. Pada
biji tomat diperoleh KK 40% DK 40% untuk perlakuan tanpa ekstraksi, untuk yang
di ekstraksi KK 20% DK 20%
2. Saran
a. Saat
mencuci benih diusahakan sebersih mungkin dan pada proses pengeringan harus
sampai benih tersebut kering.
b. Praktikan
saat Praktikum berlangsung lebih serius dan tidak seenaknya sendiri.
DAFTAR
PUSTAKA
AS dan PM 2000. PVP Status: PVP Asia in balance. Asia Seed &
Planting Material, 7 (3): 18 – 19.
Haryati
2013. Ekstraksi Benih. Haryatiputri.blogspot.com.
diakses pada 28 Desember 2013.
Margiyanto E
2010. Cahaya Tani http://Budidaya Tanaman
Bayam-Cahaya Tani.htm. Diakses pada tanggal 1 Desember 2013.
Niti
Sapto 2001. Bercocok Tanam Secara Vertikal.
Yogyakarta: Kanisius.
Pracaya
2007. Bertanam Tomat. Yogyakarta: Kanisius
Rismunandar
2005. Bertanam Sayur – Sayuran.
Bandung: Penerbit Terate.
Raja
2012. Ekstraksi benih. Rajabenih.com.
Diakses pada tanggal 28 desember 2013.
Sukarman dan
Hasanah M 2003. Perbaikan Mutu Benih Aneka Tanaman Perkebunan Melalui Cara
Panen dan Penanganan Benih. Jurnal
Litbang Pertanian, 22(1), 2003.
Widarto L 2003. Vertikultur Bercocok Tanam secara Bertingkat.
Jakarta: Penebar Swadaya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar