Rabu, 21 Mei 2014

laporan penyemaian benih sayuran



ACARA II
PENYEMAIAN BENIH SAYURAN
A.  Pendahuluan
1.    Latar Belakang
Persemaian adalah suatu areal pemeliharaan bibit yang lokasinya tetap dan dibangun dengan peralatan yang rapi dan teratur yang berkaitan dengan penghutanan kembali areal tanah kosong yang rusak ataupun peruntukan lainnya.Cara bertanam sayuran dapat dibedakan menjadi dua, yaitu secara langsung dan tidak langsung. Secara langsung yaitu dengan menanam benih langsung pada lahan tanpa proses penyemaian terlebih dahulu. Sedangkan cara tidak langsung adalah dengan menyemaikan benih terlebih dahulu sebelum ditanam pada lahan sesungguhnya.
Penyemaian perlu dilakukan khususnya untuk benih, benih halus seperti sawi, cabai, terong, dan tomat. Dengan menyemaikan benih terlebih dahulu, diharapkan akan mendapat mutu yang lebih baik. Karena dapat dilakukan pemilihan bibit yang cermat dan tepat. Selain itu apabila diusahakan pada lahan yang sempit, maka pemeliharaannya lebih intensif sehingga mengurangi kemungkinan kegagalan atau ketidak tumbuhan bibit.
Namun dibalik kelebihannya, penyemaian juga memiliki kekurangan. Kekurangan dari persemaian biasanya terjadi pada rusaknya akar pada saat pemindahan tanaman. Sehingga penting untuk mengetahui cara persemaian yang tepat dalam rangka peningkatan mutu dan hasil produksi.
16
Sebagai tanaman budidaya, sayuran termasuk golongan tanaman hortikultura yang menghasilkan bahan pangan. Hasil-hasil sayuran pada umumnya dimakan dalam bentuk segar dan tidak dapat disimpan lama tanpa mengalami penurunan sifat-sifatnya yang terpenting (kesegaran, susunan dan kadar zat yang terkandung dan lain-lain). Mengingat kenyataan ini sayuran mempunyai kedudukan unik diantara tanaman–tanaman pertanian lainnya. Tanaman sayuran diusahakan agar dapat ditanam dan dipanen hasilnya setiap saat sepanjang tahun. Di daerah-daerah yang tidak memungkinkan penanaman sayuran sepanjang tahun dibuat bangunan-bangunan khusus (rumah kaca, rumah plastik) guna memungkinkan penanaman sayuran di luar musimnya (off season). Dengan cara ini dapat diperoleh tanaman segar setiap tahun. Di dalam membudidayakan tanaman sayuran harus memperhatikan aspek tanah, pengolahan tanah, penanaman biji sayuran, dan pengendalian hama.
2.    Tujuan Praktikum
Praktikum acara Penyemaian Benih Sayuran bertujuan untuk
a.    Mengenal secara mempelajari cara-cara pembuatan persemaian.
b.    Menyemaikan beberapa macam benih sayuran.
3.    Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum acara II Penyemaian Benih Sayuran dilaksanakan pada hari Sabtu, 2 November 2013 pukul 08.00-11.00 WIB di Laboratorium Ekologi dan Manajemen Produksi Tanaman, Fakultas Pertanian, Universitas Sebelas Maret Surakarta.
















B.  Tinjauan Pustaka
Biji yang dapat langsung ditanam dan setelah berkecambah tidak mengalami gangguan/kesulitan didalam pertumbuhannya, maka biji tanaman sayuran tersebut tidak perlu disemaikan. Bilamana kecambah dan tanaman muda yang berasal dari suatu biji masih terlalu lemah, maka biji tersebut tidak boleh ditanam secara langsung tetapi perlu disemaikan terlebih dahulu sehingga tanaman muda tersebut lebih mudah dirawat untuk menghindari berbagai gangguan seperti sinar matahari yang terik, hujan lebat, angin dan lain-lain (Warsito 2001).
Penanaman benih sebaiknya didahului dengan persemaian, tidak langsung disebarkan di lapangan. Dengan penyemaian dapat dipilih bibit yang pertumbuhannya baik dan sehat untuk ditanam di areal yang luas. Tanah yang disediakan untuk persemaian sebaiknya diolah dahulu yaitu dicangkul dan digaru serta diberi pupuk kandang atau kompos, satu minggu sebelum penanaman dengan perbandingan 1:1. Lebar bedengan persemaian yang biasa digunakan adalah 1-1,2 m dan panjangnya disesuaikan dengan kebutuhan penanaman (Astanto et al 2000).
Benih dapat langsung disebar ditempat tanam permanen (direct seeding) atau mula-mula dalam tempat dimana tanaman muda dapat dipindahkan (transplanting) sekali atau dua kali sebelum pananaman permanen. Penyemaian atau pembibitan ditujukan untuk menanam bibit atau semai untuk memberikan pengaturan lingkungan yang lebih tepat selama tahap perkecambahan yang gawat dan awal pertumbuahan bibit. Pembibitan merupakan bagian khusus dari pembiakan dengan biji   (Oschse 2003).
Persemaian tidak memerlukan tanah yang terlalu subur. Tanah subur mengakibatkan pertumbuhan bibit yang terlalu cepat. Sebaiknya tanah persemaian yang kurang subur, maka pertumbuhan akar bibit relatif lebih besar dari pada batangnya. Tanaman persemaian dapat dipelihara dalam kotak-kotak tanah dan dalam kantong-kantong kerta atau dibedngan untuk persemaian yang berjarak cukup didalam barisan agar mudah dipisahkan atau dipindahkan (Fiandika 2006).
Sayuran berikut ini ditanam dari biji, baik disebar langsung ataupun ditumbuhkan dari persemaian: Crucifera (suku kubis), Cucurbita (suku mentimun), kacang-kacangan dan legum lain, okra (Abelmoschus esculentus), jagung manis, selada (lettuce) dan kebanyakan tipe bayam termasuk Amaranthus sp, kangkung Ipomea aquatica) dan bayam srilangka (Basella rubra), tetapi kangkung dan bayam srilangka dapat juga ditanam dari setek (Wiliams et al 2003).
Tanah untuk persemaian harus dicampur dengan pupuk kandang agar bibit cepat tumbuh besar dan sehat. Selanjutnya apabila memungkinkan dilakukan pembubungan dengan daun pisang untuk meningkatkan daya tumbuh pada saat pemindahan ke lapangan. Sekitar 5 hari sebelum ditanam, atap persemaian harus dibuka supaya bibit menjadi terbiasa terkena sinar matahari (Sutarya 2005).
Persemaian adalah suatu tempat yang digunakan untuk menyemaikan benih atau bagian vegetative dari jenis tanaman tertentu sehingga dapat menghasikan bibit yang memenuhi persyaratan umur, ukuran dan pertumbuhan yang cukup baik untuk ditanam di lapangan. Memilih lokasi persemaian harus memperhatikan persyaratan sebagai berikut: (1)  Lokasi persemaian sedekat mungkin dengan lokasi penanaman atau jalan angkutan (aksesibilitas) (2)  Lapangan harus datar, (3)  Cukup tersedia air, (4)  Mudah mendapatkan media, (5)  Keadaan lingkungan baik, sirkulasi udara lancar dan sinar matahari dapat masuk kepermukaan tanah untuk mengurangi kerusakan bibit dari insecta dan jamur, (6)  Dekat dengan tenaga kerja (Fahrudin 2009).
Sawi hijau atau Caisin (Brassica sinensis L.) adalah tanaman jenis sayuran yang dapat ditanam disepanjang tahun. Sawi juga dapat hidup di berbagai tempat, baik di dataran tinggi maupun dataran rendah. Namun, sawi kebanyakan dibudidayakan di dataran rendah dengan ketinggian antara 5-1200m dpl, baik di sawah, ladang, maupun pekarangan rumah. Sawi termasuk tanaman yang tahan terhadap cuaca, pada musim hujan tahan terhadap terpaan air hujan, sedang pada musim kemarau juga tahan terhadap panasnya cuaca yang menyengat, asalkan dibarengi juga dengan penyiraman secara rutin (Karida 2007).
Sebagai sayuran, caisim atau dikenal dengan sawi hijau mengandung berbagai khasiat bagi kesehatan. Kandungan yang terdapat pada caisim adalah protein, lemak, karbohidrat, Ca, P, Fe, Vitamin A, Vitamin B, dan Vitamin C. Manfaat caisim atau sawi bakso sangat baik untuk menghilangkan rasa gatal di tenggorokan pada penderita batuk, penyembuh sakit kepala, bahan pembersih darah, memperbaiki fungsi ginjal, serta memperbaiki dan memperlancar pencernaan. Daun B. juncea berkhasiat untuk peluruh air seni, akarnya berkhasiat sebagai obat batuk, obat nyeri pada tenggorokan dan peluruh air susu, bijinya berkhasiat sebagai obat sakit kepala (Syafri 2009).




















C.  Alat dan Bahan
1.    Alat
a.  Cangkul
b. Cethok
c.  Polybag
d. Gembor
e.  Paranet
2.    Bahan
a.  Benih sawi (Brassica campestris)
b. Benih Kangkung (Ipomea reptana)
c.  Benih mentimun (Cucumis sativus L)
d. Benih Kacang panjang (Phaseolus vulgaris)
e.  Tanah
f.  Pupuk kandang
D.  Cara Kerja
1.    Menyiapkan polybag dengan media campuran tanah dan pupuk kandang.
2.    Menyiram media tanam hingga kondisi lapang.
3.    Memasukkan benih kedalam polybag.
4.    Meletakkan polybag sesuai perlakuan (dengan naungan dan tanpa naungan).
5.    Melakukan penyiraman tergantung kondisi media tanam.
6.    Melakukan pengamatan kecepatan kecambah dan daya kecambah.










E.  Hasil dan Pembahasan
1.    Hasil
Tabel 2.1 Perhitungan Kecepatan dan Daya Kecambah
Ulangan
Jenis Sayuran
Perlakuan
KK (%)
DK (%)
1
Kangkung
Tanpa Naungan
90
100
Naungan
90
100
2
Kacang Panjang
Tanpa Naungan
30
60
Naungan
80
100
3
Sawi
Tanpa Naungan
0
0
Naungan
30
100
4
Mentimun
Tanpa Naungan
30
80
Naungan
30
80
5
Kangkung
Tanpa Naungan
30
60
Naungan
70
90
Sumber: data rekapan
Analisis data
Sawi(Brassica campestris)
a.    Naungan
Kecepatan Kecambah =
=
=
Daya Kecambah        
=
= 100%
b.    Tanpa Naungan
Kecepatan Kecambah =
=

= 0%

Daya Kecambah         %
                                                 
=

2.    Pembahasan
Persemaian adalah cara untuk menanam suatu jenis tanaman melalui lahan persemaian terlebih dahulu sebelum ditanam dilahan sebenarnya. Keuntungan dari menanam melalui persemaian adalah memudahkan pegendalian hama, dapat menyeleksi bibit tanaman yang seragam, mengurangi resiko kegagalan, memudahkan pemeliharaan dan memperpendek waktu tumbuh di lahan (Bewley 2003).
Persemaian hanya dilakukan pada tanaman yang mempunyai biji kecil atau lembut yang biasanya hanya dimiliki oleh tanaman sayuran. Bertanam sayuran dapat dilakukan dengan cara menanam benih secara langsung pada tanah yang telah dipersiapkan. Pesemaian mempunyai tujuan mengenal serta mempelajari cara-cara pembuatan pesemaian dan menyemaikan serta menumbuhkan beberapa macam benih sayuran (Fiandika 2006).
Adapun kelebihan dari penyemaian, biji-biji yang halus pada umur tertentu dapat dipelihara atau ditanam pada areal yang lebih sempit sehingga pengawasan maupun pemeliharaannya lebih terjamin maka kebutuhan akan benih atau bibit dapat dihemat. Selama di pesemaian dapat dilakukan pemilihan bibit dengan cermat sehingga memperoleh bibit yang baik dan seragam sedang bibit yang tidak baik dapat disingkirkan. Dengan adanya pesemaian maka masa tumbuh tanaman di lapang akan diperpendek, sehingga untuk rotasi tanaman sangat menguntungkan karena dalam satu siklus tertentu jenis tanaman yang diusahakan menjadi lebih banyak.  Kekurangan dari pembibitan biasanya terjadi pada rusaknya akar pada saat pemindahan tanaman sehingga penting untuk mengetahui cara persemaian yang baik dan tepat dalam rangka meningkatkan mutu hasil (Fiandika 2006).
Perlakuan naungan lebih banyak biji yang tumbuh dari pada tanpa naungan, karena naungan dibuat dengan maksud untuk menghindarkan kerusakan semai dari cahaya dan suhu udara yang berlebihan serta kerusakan yang disebabkan oleh tempat air hujan. Tujuannya ialah untuk mendapatkan semai dengan pertumbuhan yang baik dengan jalan memberikan cahaya serta suhu sesuai yang dibutuhkannya. Untuk memberikan naungan pada semai hal yang harus diketahui terlebih dahulu adalah sifat jenis semai inti mengenai kebutuhannya akan cahaya. Untuk perkecambahan benih dan pertumbuhannya apakah semai itu memerlukan cahaya penuh ataukah perlu naungan. Dalam prakteknya naungan diperlukan baik untuk jenis yang perlu naungan maupun yang tidak perlu naungan. Hanya saja untuk jenis-jenis yang tidak perlu naungan atau memerlukan cahaya penuh, diberikan naungan yang ringan            (Baskara 2010).
Berdasarkan hasil pengamatan dan analisis hasil pengamatan dapat diketahui bahwa hasil penyemaian benih sayuran pada pengamatan tanaman sawi kurang berhasil. Karena jumlah benih yang berkecambah masih kurang dari 50%. Dimana pada 20 polybag yang masing-masing berisi satu benih sawi, jumlah benih yang berkecambah atau dapat tumbuh pada hari ke-4 ialah belum ada sama sekali benih yang berkecambah atau kecepatan kecambah sebesar 0%. Kemudian pada hari ke-7 benih yang tumbuh atau berkecambah dari 20 benih yang disemaikan adalah sebanyak 10 biji. Dari jumlah tersebut dapat diketahui daya kecambah dari 20 benih yang disemaikan hanya tumbuh 50% saja. Artinya jumlah tersebut masih jauh dari kriteria benih yang baik, karena kriteria benih yang baik mempunyai daya kecambah minimal lebih dari 80%.
Benih tanaman ini tidak dapat tumbuh dengan baik karena pada persemaian kali ini kelompok kami menggunakan perlakuan tanpa naungan. Karena tidak menggunakan naungan maka sinar matahari langsung menyinari tempat persemaian tanpa adanya penghalang terlebih dahulu, padahal persemaian membutuhkan tempat yang cukup lembab. Hasil dari persemaian yang menggunakan naungan lebih baik dari yang tanpa menggunakan naungan.
Hasil dari pengamatan ini dipengaruhi beberapa faktor, baik faktor dari dalam maupun dari luar. Faktor dari dalam antara lain kemurnian benih, vigor benih, dan viabilitas benih. Sedangkan faktor luar meliputi suhu, cahaya, kelembapan, ketersediaan air dan oksigen pada media tanam.
Selain itu, kedalaman tanam pada persemaian juga mempengaruhi pertumbuhan benih dimana benih yang ditanam terlalu dalam pada tanah akan menyebabkan benih tidak tumbuh karena benih tidak mempunyai kekuatan atau sulit untuk menembus tanah sehingga benih tidak dapat tumbuh (Sutarya 2005). Pada hasil pengamatan, diketahui yang pertama pada hari ke-4 HST (Hari Setelah Tumbuh) yaitu pada kecepatan kecambah (KK) benih cabai pada 20 polybag isi 20 benih dimana persentase kecepatan kecambahnya sebesar 0% yang berarti dari keseluruhan benih yang dikecambahkan tidak ada benih yang dapat tumbuh. Daya kecambah yang dihasilkan (DK) benih cabai pada 20 polybag isi 20 benih adalah 10 biji. Dan mempunyai persentase sebeser 50% yang berarti dari keseluruhan benih yang dikecambahkan benih yang tumbuh adalah 50%.















F.   Kesimpulan dan Saran
1.    Kesimpulan
Dari hasil pengamatan dan pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa :
a.    Hasil persemaian pada pengamatan tanaman cabai pada 20 polybag isi 20 benih, didapatkan hasil rata-rata persentase Kecepatan Kecambah (KK) sebesar 15%.
b.    Hasil persemaian pada pengamatan tanaman cabai pada 20 polybag isi 20 benih, didapatkan hasil prosentase Daya Kecambah (DK) sebesar  50%.
c.    Persemaian dengan naungan mempunyai keberhasilan tumbuh lebih besar dibandingkan dengan persemaian tanpa naungan.
2.    Saran
            Dari praktikum yang telah dilaksanakan dapat dimunculkan beberapa saran diantaranya:
a.    Sebelum benih ditanam atau dibagikan ke praktikan benih harus baik dan masa dormansinya telah hilang dengan merendam benih di dalam air, supaya pemilihan benih yang baik ini mempunyai persentase tumbuh yang  baik pula.
b.    Dalam pengerjaan laporan sitasi sama tinjauan pustakanya  jangan terlalu banyak, supaya dikurangai sedikit.
c.    Ketika praktikum hendak dilaksanakan alat dan bahannya benar-benar sudah dipersiapkan terlebih dahulu supaya praktikum berjalan dengan  tepat waktu.








DAFTAR PUSTAKA
Astanto dan Eko Arento 2000. Pendugaan Kebutuhan Benih Pada Alat Permanen Kedelai dengan Pembagi Silinder. Jurnal Hortikultura. 19 (2): 21.
Bewley et al. 2003. Plant Science an Introduction to World Crops. USA: WH Freeman and Company.
C N Williams J O UZO 2003. Produksi Sayuran Di Daerah Tropis. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Fiandika 2006. Penyemaian Benih. http://www.lablink.or.id/Env/Agro/bibit.htm. Diakses pada hari Kamis, 6 Desember 2012
Fahrudin Fuat 2009. Budidaya Caisim (Brassica Juncea L.) Menggunakan Ekstrak Teh Dan Pupuk Kascing. Jurnal Pertanian.Vol.5 (2):8-14.
Gunadi N 2000. “ Pengaruh Umur Semaian Pada Saat ditanam ke lapangan Terhadap Pertumbuhan Hasil Kentang Asal Biji Botani”. Jurnal Hortikultura 5(5) : 1-12.
Hastuti Liana Dwi Sri 2007. Terung-Tinjauan Langsung ke Beberapa Pasar di
                   Kota Bogor. USU Repository.
Karida 2007. Bercocok Tanam Sawi atau Caisin. Riau : Departemen Pertanian LIPTAN Press.
Mangoendidjojo M 2003. Dasar-Dasar Pemuliaan. Yogyakarta: Kanisius.
Oschse J J 2003. Vegetables The Duth East Indies. New York: Macmillan Co. Ltd.
Sastrahidayat 2002. Budidaya Sayuran Dataran Tinggi. Jurnal Hortikultura No. 32 (2): 19
Sutarya 2005. Pedoman Bertanam Sayuran Dataran Rendah. Yogyakarta: Universitas Gajah Mada Press.
Syafri Edi dan Yusri Ahmad. 2009. Budidaya Sawi Secara Semi Organik. Bogor : Agroinovasi Press.
Warsito 2001. Produksi Tanaman Sayuran. Jakarta: Soeroengan.
Wijayani Ari &Wahyu Widodo 2005. Usaha Meningkatkan Kualitas Beberapa Varietas Tomat dengan Sistem Budidaya Hidroponik. Jurnal Ilmu Pertanian. 12(1): 77 – 83.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar