Jumat, 23 Mei 2014

First Step-Laporan UJI DAYA DAN KECEPATAN BERKECAMBAH BENIH



ACARA III
UJI DAYA DAN KECEPATAN BERKECAMBAH BENIH

A.  Pendahuluan
1.    Latar Belakang
Perkecambahan biji merupakan pengaktifan kembali aktivitas pertumbuhan embryonic axis didalam biji yang terhenti untuk kemudian membentuk biji (seedling). Biji dapat berkecambah memerlukan persyaratan baik dalam biji itu sendiri maupun persyaratan lingkungan. Persyaratan untuk berkecambah yang berbeda-beda dari bermacam-macam biji adalah penting diketahui untuk : pedoman penanaman biji, pedoman penetapan treatmen tertentu dan pengontrolan pertumbuhan.
Pengujian daya tumbuh atau daya kecepatan berkecambahan adalah hal yang penting dan perlu dilakukan untuk mengetahui mutu dan kualitas benih secara genetik yang akan menentukan hasil produksi pertanian. Pengujian perkecambahan benih yang sering dilakukan adalah dengan menggunakan substratum kertas dan pasir. Ada beberapa metode yang digunakan untuk pengujian perkecambahan biji, yaitu pada kertas, pada pasir, dalam pasir, antar kertas dan pada kertas digulung dalam plastik. Yang sering digunakan dalam pengujian adalah dengan menggunakan substratum kertas adan pasir. Secara visual dan morfologis biji berkecambah ditandai dengan keluarnya akar (radicle) atau daun (plume) yang menonjol keluar biji.
27
Proses perkecambahan biji yang mencakup aspek kimiawi meliputi beberapa tahapan yang runtun antara lain : imbibisi, sekresi, hormon dan enzim, hidrolisis cadangan makanan terutama karbohidrat dan protein dari bentuk tidak terlarut (kompleks) menjadi bentuk terlarut (sederhana), translokasi makanan terlarut dan hormone ke daerah titik tumbuh, dan bagian-bagian lainnya serta asimilasi (fotosintesis).Syarat untuk berkecambah yaitu air yang cukup, suhu yang panas, oksigen yang cukup dan cahaya. Suhu meliputi suhu minimum, maksimum dan optimum. Dan untuk cahaya meliputi intensitas cahaya, kualitas cahaya, dan lama penyinaran.
2.    Tujuan Praktikum
Tujuan dari dilaksanakan praktikum uji daya dan kecepatan perkecambahan benih antara lain :
a.    Untuk mengetahui daya kecambah benih.
b.    Untuk mengetahui kecepatan kecambah benih.
























B.       Tinjauan Pustaka
Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap vigor benih yaitu (1) Genetik (2) Tingkat kemasakan --> Waktu panen (3) Kondisi lingkungan selama perkembangan benih (4) Ukuran dan Densitas benih (5) Kerusakan mekanik --> mempengaruhi daya kecambah dan daya simpan
benih
(6) Umur dan tingkat kemunduran (7) Serangan mikroorganisme selama penyimpanan (8) suhu rendah selama imbibisi (Semsilomba 2008).
Ekstraksi benih merupakan kegiatan mengeluarkan dan membersihkan benih dari bagian-bagian lain buah, seperti tangkai, kulit dan daging buah. Dikenal dua macam ekstraksi benih yaitu ekstraksi kering yang dilakukan terhadap buah berbentuk polong (Acacia sp, Paraserianthes falcataria) dan jenis-jenis yang memiliki daging buah yang kering (Swietenia macrophylla), sedangkan ekstraksi basah dilakukan terhadap jenis-jenis yang memiliki daging buah yang basah seperti Gmelina arborea, Melia azedarach dan Azadirachta indica. (Anonim 2008)
Perkecambahan merupakan batas antara benih yang bergantung pada sumber makanan dari induknya dengan tanaman yang mampu berdiri sendiri dalam mengambil hara. Oleh karenanya perkecambahan merupakan mata rantai terakhir dalam proses penanganan benih. Banyak benih relatif tahan terhadap pengaruh lingkungan, sementara benih yang berkecambah dan anakan sangat mudah rusak. Segera setelah perkecambahan dimulai, stres karena kurangnya air, suhu dan cahaya dapat menyebabkan kematian   (Utomo 2006).
Pertumbuhan daya kecambah dan laju perkecambahan benih beda sangat dipengaruhi oleh masa penyimpanan benih itu sendiri. Ada kecendurangan semakin lama disimpan perkecambahan benih semakin menurun, jadi hal ini terjadi karena pengaruh perubahan kondisi fisiologis benih selama periode penyimpanan. Daya kecambah menggambarkan kemampuan tumbuh benih atau persentase tumbuh benih ( Chanan 2003 ).
Melihat pada keberadaan kotiledon atau organ penyimpanan, perkecambahan dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu perkecambahan epigeal dan perkecambahan hipogeal. Perkecambahan epigeal ditunjukkan oleh benih dari golongan kacang-kacangan dan pinus, sedangkan perkecambahan hipogeal ditunjukkan oleh benih dari golongan koro-koroan, dan rerumputan. Perkecambahan Epigeal Perkecambahan epigeal adalah perkecambahan yang menghasilkan kecambah dengan kotiledon terangkat ke atas permukaan tanah. Dalam proses perkecambahan, setelah radikel menembus kulit benih, hipokotil memanjang melengkung menembus ke atas permukaan tanah. Setelah hipokotil menembus permukaan tanah, kemudian hipokotil meluruskan diri dan dengan cara demikian kotiledon yang masih tertangkup tertarik ke atas permukaan tanah juga. Kulit benih akan tertinggal di permukaan tanah, dan selanjutnya kotiledon membuka dan daun pertama (plumula) muncul ke udara. Beberapa saat kemudian, kotiledon meluruh dan jatuh ke tanah. Beberapa contoh benih dengan perkecambahan epigeal adalah kedelai, kacang tanah, kacang hijau, dan lamtoro (Ryoo 2005).
Benih yang digunakan dalam budidaya tanaman dituntut yang bermutu tinggi, yaitu sehat dan bersih, sebab benih harus mampu menghasilkan tanaman yang berproduksi optimum dengan sarana teknologi yang maju.  Petani sering mengalami kerugian baik biaya maupun waktu akibat penggunaan benih yang kurang baik.  Karena kita beritikad hendak melindungi petani dari kegagalan benih maka pengujian benih perlu dilakukan. Salah satu faktor yang mengukur kualitas benih adalah persentase perkecambahan (Halmer 2007).
Kecambah abnormal adalah kecambah yang tidak memperlihatkan potensi untuk berkembang menjadi kecambah normal. Kecambah di bawah ini digolongkan ke dalam kecambah abnormal adalah kecambah rusak (kecambah yang struktur pentingnya hilang atau rusak berat. Plumula atau radikula patah atau tidak tumbuh). Kecambah cacat atau tidak seimbang adalah kecambah dengan pertumbuhan lemah atau kecambah yang struktur pentingnya cacat atau tidak proporsional. Plumula atau radikula tumbuh tidak semestinya yaitu plumula tumbuh membengkok atau tumbuh kebawah, sedangkan radikula tumbuh sebaliknya. Kecambah lambat adalah kecambah yang pada akhir pengujian belum mencapai ukuran normal. Jika dibandingkan dengan pertumbuhan kecambah benih normal kecambah pada benih abnormal ukurannya lebih kecil (Rejesus 2008).
Pengujian daya kecambah adalah mengecambahkan benih pada kondisi yang sesuai untuk kebutuhan perkecambahan benih tersebut, lalu menghitung presentase daya berkecambahnya. Persentase daya berkecambah merupakan jumlah proporsi benih-benih yang telah menghasilkan perkecambahan dalam kondisi dan periode tertentu. 
Tujuan dari pengujian daya berkecambah adalah memperoleh informasi nilai penanaman benih dilapangan, membandingkan kualitas benih antar
 seedlot (kelompok benih), menduga storabilitas (daya simpan) benih, dan memenuhi apakah nilai daya berkecambah benih telah memenuhi peraturan yang berlaku
(Lubis 2005).


















C.  Metode Praktikum
1.    Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum mengenai uji daya dan kecepatan perkecambahan benih dilaksanakan pada hari Jumat, tanggal 22 dan 29 November 2013 pukul 09.30 -10.30 WIB di Laboratorium Ekologi dan Managemen Produksi Tanaman Fakultas Pertanian, Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2.    Alat dan Bahan
a.    Alat :
1) Petridis
2) Bak perkecambahan
3) Kertas perkecambahan
4) Media pasir
b.    Bahan :
1)   Benih tanaman pangan jagung (Zea mays)
2)   Benih sayuran Sawi (Brassica rapa)
3.    Cara Kerja
a.    Menyiapkan media perkecambahan berupa kertas dan pasir.
b.    Mengecambahkan biji pada media perkecambahan pada kertas (PK) dan pada pasir (PP) sebanyak 10 benih.
c.    Menempatkan substratum perkecambahan pada bak perkecambahan.
d.   Mengaja kelembaban.
e.    Mengamati :
1)   Kecambahan normal, abnormal dan yang mati. Perhitungan dilakukan sejak hari perhitungan pertama hingga terakhir.
2)   Kecambah normal setiap kali pengamatan diambil 1.
f.     Menghitung daya dan kecepatan berkecambah, perhitungan daya kecambah pada hari terakhir pengamatan sedangkan kecepatan kecambah dihitung pada hari ke 3 atau ke 4.
g.    Mengambar kecambah normal dan melengkapi dengan bagian-bagiannya.

4.    Pengamatan yang dilakukan
Pengamatan yang dilakukan pada praktikum Uji daya dan Kecepatan Berkecambah Benih yaitu benih normal dan abnormal dan jumlah benih yang tumbuh dan benih yang tidak tumbuh dan menghitung daya dan kecepatan berkecambah benih.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar