Jumat, 23 Mei 2014

First Step- Laporan Dormansi Benih



I. DORMANSI BENIH
A. Pendahuluan
1. Latar Belakang
Dormansi adalah peristiwa dimana benih yang dikecambahkan tidak akan berkecambah meskipun faktor lingkungan mendukung untuk terjadinya perkecambahan. Benih ini akan berkecambah jika diberi rangsangan secara fisik, teknis, mekanisme dan biologis. Pada waktu pengecambahan benih, setelah melewati batas waktu yang ditetapkan sering kali benih yang hendak dikecambahkan tidak berkecambah meskipun benih itu normal dan faktor lingkungannya juga mendukung (favourable) untuk terjadinya proses perkecambahan. Favourable untuk perkecambahan yaitu persediaan air cukup, suhu yang cocok dan komposisi udara yang normal Peristiwa ini dinamakan benih mengalami dormansi.
Benih dorman adalah benih yang sebenarnya hidup tetapi tidak mau berkecambah meskipun diletakan pada lingkungan yang memenuhi syarat untuk berkecambah. Penyebab dormansi antara lain adalah, impermeabilitas kulit biji terhadap air atau gas-gas (sangat umum pada famili Leguminoseae), embrio rudimenter, halangan perkembangan embrio oleh sebab-sebab mekanis dan adanya bahan-bahan penghambat perkecambahan Telah disebutkan kenyataan bahwa cahaya matahari dapat bertidak sebagai alat pematah dormansi. Akan tetapi pada intensitas cahaya yang tinggi memerlukan waktu yang lebih lama untuk mencapai perkecambahan maksimal daripada intensitas cahaya rendah. Disamping benih-benih yang memerlukan cahaya untuk berkecambah banyak spesies lain yang perkecambahannya dihambat oleh cahaya
Keberadaan dormansi biji akan menghambat proses perkecambahan sehingga perlu diatasi. Praktikum kali ini bertujuan untuk mematahkan dormansi pada biji lamtoro dengan perlakuan perendaman pada air panas pada beberapa tingkatan waktu tertentu.


2. Tujuan Praktikum
Tujuan dari praktikum acara Dormansi Benih adalah untuk mempercepat masa dormansi pada benih.
B. Tinjauan Pustaka  (5)
      Benih dorman adalah benih yang sebenarnya hidup tetapi tidak mau berkecambah meskipun diletakan pada lingkungan yang memenuhi syarat untuk berkecambah. Penyebab dormansi antara lain adalah, impermeabilitas kulit biji terhadap air atau gas-gas (sangat umum pada famili Leguminoseae), embrio rudimenter, halangan perkembangan embrio oleh sebab-sebab mekanis dan adanya bahan-bahan penghambat perkecambahan. Benih dorman dapat dirangsang untuk berkecambah dengan perlakuan seperti pemberian suhu rendah pada keadaan lembab (stratifikasi), goncangan (impaction), atau direndam dalam larutan asam sulfat (Anonim, 2012)
Dormansi pada beberapa spesies tanaman dapat hilang apabila disimpan selama beberapa waktu pada kondisi suhu, kelembaban nisbi dan lingkungan terkendali. Penyimpanan benih bertujuan untuk menciptakan kondisi lingkungan yang optimal selama periode after ripening. Selama periode ini terjadi transfer senyawa penembakan lemak yang disimpan. Untuk dapat berkecambah, benih perlu disimpan pada kondisi suhu dan kelembaban nisbi yang terkendali (Mas’ud, et al., 2001).
Berbagai hasil penelitian memberikan indikasi bahwa dormansi benih dapat dipatahkan bila diberi perlakuan dengan asam. Perlakuan ini memungkinkan air masuk ke dalam benih untuk mulai berlangsungnya perkecambahan benih dimulai dengan proses penyerapan air, melunaknya kulit benih dan hidrasi dari protoplasma (Saleh, 2003).
Persistensi dormansi benih berkaitan erat dengan daya simpannya. Untuk meningkatkan daya simpan benih dapat dilakukan dengan merakit varietas unggul dari tetua yang memiliki persistensi dormansi panjang. Namun, perilaku dormansi (persistensi, intensitas, dan mekanisme) dari beberapa genotipe padi di Indonesia masih banyak yang belum diketahui. Informasi mengenai perilaku dormansi tersebut merupakan masukan yang berarti bagi pemula tanaman padi. Perilaku dormansi benih mempengaruhi metode pematahan dormansinya (Soejadi dan Udin, 2001).
Dormansi benih dapat disebabkan antara lain adanya impermeabilitas kulit kulit benih terhadap air dan gas (oksigen), embrio yang belum tumbuh secara tumbuh sempurna, hambatan mekanis kulit benih terhadap pertumbuhan embrio. Belum terbentuknya zat pengatur tumbuh atau karena ketidakseimbangan antara zat penghambat dengan zat pengatur tumbuh di dalam embrio. Dormansi benih dapat dipatahkan bila diberi perlakuan fisik dan kimia (Saleh, 2004).
C. Metode Praktikum
1. Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum acara Dormansi Benih ini dilaksanakan pada hari ...,  November 2012 pukul  sampai  WIB, yang bertempat di Laboratorium Ekologi Manajemen Produksi Tanaman, Fakultas Pertanian, Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Alat dan Bahan
a.    Alat
a.1. Gelas piala
a.2. Petridish
a.3. Pinset
a.    Bahan
b.1 Benih kedelai (Glycine max L.)
b.2 Benih cabai (Capsium annum)
b.3 H2SO4 (asam sulfat)
b.4. Air hangat
3. Cara Kerja
a.    Menyiapkan benih kedelai dan cabai yang akan digunakan untuk pengujian.
b.    Merendam benih cabai dan kedelai pada asam sulfat selama 20 menit dan merendam benih dalam air panas sampai airnya menjadi dingin selama 20 menit.
c.    Mengecambahkan benih yang sudah direndam dalam cawan petri.
d.   Melakukan pengamatan terhadap perkecambahan.
e.    Menghitung presentase benih berkecambahan pada akhir pengamatan.


D. Hasil dan Pembahasan
1. Hasil Pengamatan
2. Pembahasan
E. Kesimpulan dan Saran
1. Kesimpulan.
2. Saran
DAFTAR PUSTAKA
 DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2012. Perkecambahan Benih dan Biji. Diakses dari http://public.ut.ac.id.id/html/suplemen/luh+4344/kecambah.html. Diakses pada tanggal 9 Desember 2012
Mas’ud, N. ; A. Ilat dan D. Allorerung. 2001. Pengaruh penyimpanan terhadap sifat kimia dan viabilitas benih aren. J. penelitian Tanaman Industri. Vol 7 (4) : 47-53.
Saleh, M. S. 2003. Perlakuan Fisik dan Konsentrasi Kalium Nitrat untuk Mempercepat Perkecambahan Benih. Jurnal Agroland 10 (4): 346-351.
Syaiful, M.  2004. Pematahan Dormansi Benih Secara Fisik Pada Berbagai Lama Ekstraksi Buah. http://pertanian.uns.ac.id/~agronomi/agrosains/Vol%206-2/Pematahan%20Dormansi%20Benih%20Aren%20Secara%20Fisik%20Pada%20Berbagai%20Lama%20Ekstraksi%20%20Buah.pdf. Diakses pada tanggal 10 Desember 2012
Soejadi dan Udin S. 2001. Studi Efikasi Metode Pematahan Dormansi Benih Padi. http://202.155.106.199/download.php?filename=Dormansi%20Benih%20Padi.pdf&id=KA-01. Diakses pada tanggal 9 Desember 2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar