Jumat, 23 Mei 2014

First Step-Laporan Pengujian Berat 1000 Benih dan Kemurnian Benih



ACARA I
PENGUJIAN BERAT 1000 BENIH DAN KEMURNIAN BENIH
A.  Pendahuluan
1.    Latar Belakang
Benih sebagai komoditi perdagangan memiliki peranan penting dalam produksi pertanian. Benih adalah faktor penetu pertama berhasilnya pertanian yang dilakukan. Benih yang baik akan mendatangkan hasil yang baik pula bagi pertanian yang di kembangkan. Namun sebaliknya benih yang buruk mampu mengakibatkan kegagalan hasil pada pertanian yang diusahakan. Oleh karena itu, benih harus selalu dijaga kualitasnya sejak diproduksi oleh produsen benih, dan kemudian dipasarkan hingga sampai di tangan petani untuk proses penanaman. Peranan pengujian benih menjadi sangat penting untuk menjaga kualitas benih dan hal itu harus dilakukan terhadap benih baik ditingkat produsen benih, pedagang benih maupun pada tingkat petani. 
Pengujian benih ini dilakukan untuk mengetahui kualitas benih. Penentuan kualitas ini dapat ditentukan berdasarkan bobot seribu benih dan pengujian kemurnian benih. Pengujian kemurnian benih adalah pengujian atas dasar keselarasan dengan faktor kualitas benih. Faktor kualitas benih yaitu prosentase benih murni, benih tanaman lain, biji herba, kotoran yang tercampur, daya dan kecepatan kecambah, daya tumbuh benih, terbebasnya benih dari penyakit, kadar air serta hasil pengujian berat benih perseribu benih. Pengujian kemurnian benih penelaahan tantang kepositifan komponen benih yaitu prosentase benih murni, benih tanaman lain,varietas lain, biji herba dan kotoran.
1
Bobot seribu benih adalah kegiatan menelaah benih dengan membandingkan dengan bobot benih dengan deskripsi yang telah ada sehingga dapat diketahui kualitas benih. Benih dengan bobot besar dapat dianggap baik karena dimungkinkan benih tersebut benar-benar masak pada saat pemanenanya. Berbeda dengan bibit yang pemanenannya sebelum masak maka bibit itu akan ringan.
2.    Tujuan Praktikum
Tujuan dari dilaksanakan praktikum pengujian berat 1000 benih dan kemurnian benih antara lain:
a.    Untuk mengetahui kualitas benih ditinjau dari berat 1000 benih.
b.    Untuk mengetahui kualitas benih ditinjau dari tingkat kemurnian benih.


























B.  Tinjauan Pustaka
Kemurnian benih diartikan sebagai komposisi dari suatu lot benih tertentu. Hal itu didasarkan pada penentuan atau determinasi fisik komponen-komponen yang ada dan termasuk persentase dari berat: (1) benih murni, (2) benih tanaman lain, (3) benih gulma, dan (4) bahan atau benda mati. Benih murni adalah bagian dari sampel yang dikerjakan, yang diwakili oleh spesies tanaman yang sedang diuji; yang pada kondisi yang sebenarnya, termasuk persentase masing-masing spesies tanaman yang ada dengan konsentrasi kurang dari lima persen. Biji gulma menunjukkan persentase keberadaan dari biji-biji tanaman yang disebut gulma. Kadang-kadang susunan ini dapat benar-benar subjektif, sehingga mungkin suatu tumbuhan dianggap sebagai tanaman budidaya di suatu negara tetapi dianggap sebagai gulma di tempat lain. Benda mati didefinisikan sebagai bagian dari suatu sampel yang bukan benih, biasanya tersusun atas patahan batang, batu-batu kecil, tetapi dapat juga pecahan-pecahan benih, biji-biji rusak, atau biji tanaman yang belum masak atau biji-biji gulma yang bukan termasuk dalam kriteria sebagai benih yang dimaksud. Kriteria untuk perbedaan ini pasti dan ditentukan dalam aturan untuk pengujian (ISTA 2006).
Faktor kehilangan yang diperbolehkan = 5%, jika terdapat kehilangan berat > 5% dari berat contoh kerja awal, maka analisis diulang dengan menggunakan contoh kerja baru. Jika faktor kehilangan = 5% maka analisis kemurnian tersebut diteruskan dengan menghitung presentase ketiga komponen tersebut. Penentuan kemurnian dilakukan untuk mengetahui komposisi contoh benih yang diuji,yang mencerminkan komposisi kelompok benih yang diwakilinya. Contoh kerja dipisah- pisahkan ke dalam komponen benih murni, benih tanaman lain dan kotoran fisik lainnya.Kemurnian ditentukan berdasarkan persentase berat masing-masing komponen terhadap berat awal contoh kerja.Pemurnian benih bertujuan :1)membuang benih spesies lain yang berbeda dengan spesies yang diproduksi dan bahan-bahan pengotor.2)memilih benih murni dari beni-benih yang kecil, berwarna tidak normal,dan benih-benih yang tidak sehat lainnya (Rudi 2010).
Pemurnian benih tidak dapat dilakukan dengan sembarangan karena masing-masing kelompok benih mempunyai masalah yang harus dianalisis dan dipecahkan dengan menggunakan perangkat mesin dengan cara yang benar. Untuk benih yang sedikit pengayakan dapat dilakukan tetapi pada benih yang banyak harus dilakukan dengan mesin penampi. Ketika dibersihkan, benih dipisahkan dari kontaminan, tanah, debu, dan sekam dan benih yang inferior (diluar ukuran lazim, keriput, retak-retak, dan berpenyakit) (Anonim 2010).
Benih adalah simbol dari suatu permulaan, ia merupakan inti dari

kehidupan di alam semesta dan yang paling penting adalah kegunaannya sebagai penyambung dari kehidupan tanaman. Dalam konteks agronomi, benih dituntut untuk bermutu tinggi, sebab benih harus mampu menghasilkan tanaman yang berproduksi maksimum sebagai teknologi yang maju. Benih merupakan masukan yang penting dalam proses produksi tanaman. Kualitas benih sangat berpengaruh terhadap penampilan dan hasil tanaman. Pada tanaman tahunan, benih merupakan bahan/sumber utama untuk perbanyakan bahan tanaman (Sukarman dan Hasanah 2005).
Benih yang berkualitas harus mewakili penampilan kemampuan pada
faktor-faktor seperti kebenaran varietas, persentase perkecambahan, persentase
biji rumput-rumputan, kekuatan tumbuh, bebas dari hama penyakit serta
kontaminan-kontaminan lainnya. Kegagalan benih untuk mencapai satu atau lebih sifat-sifat tersebut di atas dapat dipandang menunjukkan sebagai benih yang berkualitas kurang baik. Benih tersebut akan mengalami proses pemurnian benih (Tapipata et al. 2005).
Pengujian benih ditujukan untuk mengetahui mutu atau kualitas benih.
Pengujian kualitas benih dilakukan di laboratorium untuk menentukan baik mutu fisik maupun mutu fisiologik suatu jenis atau kelompok benih. Pengujian terhadap mutu fisik benih mencakup kegiatan pengambilan contoh benih, kadar air benih dan berat 1000 butir benih. Sedangkan pengujian terhadap mutu fisiologik benih mencakup kegiatan pengujian daya kecambah, kekuatan tumbuh, dan kesehatan benih (Bewley et al. 2013).

C.  Metodologi Praktikum
1.    Waktu dan tempat praktikum
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Jumat, tanggal 8 November 2013 pukul 09.30 - 10.30 WIB di Laboratorium Ekologi dan Management Produksi Tanaman Fakultas Pertanian, Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2.    Alat dan Bahan
a.    Alat:
1)   Timbangan
2)   Cawan Petri
3)   Kalkulator
b.    Bahan :
1) Benih Padi (Oryza sativa)
2) Benih Kacang Hijau (Phaseolus vulgaris)
3) Benih Kedelai (Glycine max)
3.    Cara Kerja
a.    Pengujian berat 1000 benih
1)   Menimbang 500 benih kemudian dikalikan 2 dan membuat 5 kali ulangan.
2)   Menghitung berat 1000 benih dan standart deviasinya
3)   Menentukan berat 1000 benih maksimum dan minimumnya
b.    Pengujian kemurnian benih
1)      Mengambil contoh benih 40 gram
2)      Ke 40 gram ini dilakukan pemisahan : benih murni, benih tanaman lain atau varietas lain, biji-bijian herba dan kotoran atau benda mati.
3)      Menimbang dari masing-masing bagian dengan tingat ketelitian dua desimal
4.    Pengamatan yang dilakukan
Praktikum acara 1 Pengujian Berat 1000 Benih dan Kemurnian Benih mengamati tentang tingkat kemurnian benih dari berat minimal dan berat maksimal benih tersebut berbanding dengan standart deviasi benih tersebut. Kemurnian benih dilihat dari jumlah presentase berat dari benih murni, benih tanaman lain atau varietas lain, biji-bijian herba dan kotoran atau benda mati





























D.  Hasil dan Pembahasan
1.    Hasil Pengamatan
Tabel 1.1 Pengujian Berat 1000 benih
Ulangan
Berat 1000 benih (gr)
│y-
1
19,6
1,43
2
21,52
0,49
3
21,92
0,89
4
20,72
0,31
5
21,40
0,37
Jumlah
105,16
3,49
Rata-rata
21,03
0,698
Sumber: Data Rekapan
Tabel 1.2 Hasil Pengamatan Kemurnian Benih Padi (Oryza sativa)
Ulangan
Berat Benih Murni
Berat Tanaman Lain
Berat Benda Mati
Gram
%
Gram
%
gram
%
1
27,94
69,85
11,46
28,65
0,6
1,5
2
22
55
15,44
38,6
2,56
6,4
3
24,15
60,375
12,12
30,3
3,73
9,325
4
27,29
68,225
10,98
27,45
1,73
4,325
5
26,7
66,75
12,1
30,25
1,2
3
Sumber : Data Rekapan
Analisis Data
Berat maksimum benih = Y + SD
 = 21,52 + 1,74
 =23,26 gram

Berat minimum benih   = Y – SD
 = 21,52-1,74
=19,78 gram
Berat murni                    =
=  
 = 0,55x100%
 = 55%
Berat Tanaman lain        =
 =
= 0,386x100%
= 38,6%
Berat Benda Mati          =
                                       =
                                       = 0,064x100%
                                       = 6,4%
2.    Pembahasan
Pengujian berat 1000 biji dan kemurnian benih bertujuan untuk mengetahui kualitas benih ditinjau dari berat 1000 benih dan mengetahui kualitas benih ditinjau dari tingkat kemurnian benih. Pengujian benih tersebut bertujuan untuk mengkaji dan menetapkan nilai setiap contoh benih yang perlu diuji selaras dengan faktor kualitas benih. Namun banyaknya spesies/varietas tanaman yang beraneka ragam ada kecenderungan benih akan tercampur antara yang satu dengan yang lainnya. Untuk menjamin penggunaan benih yang benar – benar murni, bersih dan tidak tercampur dengan bahan lainnya, salah satunya adalah dengan melakukan pengujian kemurnian benih.
Pengujian kemurnian benih merupakan serangkaian kegiatan yang berfungsi untuk menelaah tentang kepositifan fisik komponen – komponen pada benih. Hal – hal yang termasuk kepositifan fisik benih tersebut adalah persentase berat dari benih murni, benih tanaman lain, benih dari varietas lain, biji – bijian herba dan kotoran – kotoran yang terdapat pada masa benih.
Benih sebagai salah satu bahan dasar dalam budidaya tanaman memegang peranan yang sangat penting baik dalam memperbanyak tanaman maupun dalam mendapatkan produk hasil tanamannya. Benih sebagai komoditi perdagangan dan sebagai unsur baku yang mempunyai peranan penting dalam produksi pertanian. Benih bermutu dengan kualitas yang tinggi selalu diharapkan oleh petani. Oleh karena itu, benih harus selalu dijaga kualitasnya sejak diproduksi oleh produsen benih, dipasarkan hingga sampai di tangan petani untuk proses penanaman. Untuk menjaga kualitas benih tersebut, maka peranan pengujian benih menjadi sangat penting dan harus dilakukan terhadap benih baik ditingkat produsen benih, pedagang benih maupun pada tingkat petani.
Kemurnian benih merupakan persentase dari berat benih murni yang terdapat dalam suatu contoh benih. Faktor – faktor yang mempengaruhi kualitas benih dapat ditentukan melalui persentase dari benih murni, benih tanaman lain, biji herba, kotoran yang tercampur, daya berkecambah dan kecepatan berkecambah, daya tumbuh benih, benih terbebas dari hama dan penyakit tanaman, kadar air benih serta hasil pengujian berat benih per seribu biji benih.
Benih murni adalah segala macam biji-bijian yang merupakan jenis atau spesies yang sedang diuji. Yang termasuk benih murni diantaranya adalah benih masak utuh, benih yang berukuran kecil, mengkerut, tidak masak, benih yang telah berkecambah sebelum diuji, pecahan/ potongan benih yang berukuran lebih dari separuh benih yang sesungguhnya, asalkan dapat dipastikan bahwa pecahan benih tersebut termasuk kedalam spesies yang dimaksud, biji yang terserang penyakit dan bentuknya masih dapat dikenali.
Benih tidak murni adalah benih yang tidak siuji atau sifatnya mengganggu jumlah benih murni seperti benih tanaman lain dan kotoran. Benih tanaman lain adalah jenis/ spesies lain yang ikut tercampur dalam contoh dan tidak dimaksudkan untuk diuji. Kotoran benih adalah benih dan bagian dari benih yang ikut terbawa dalam contoh. Yang termasuk kedalam kotoran benih adalah benih tanpa kulit benih, benih yang terlihat bukan benih sejati, biji hampa tanpa lembaga pecahan benih ≤ 0,5 ukuran normal, cangkang benih, kulit benih, kemudian terdapat bahan lain seperti sekam, pasir, partikel tanah, jerami, ranting, daun, tangkai, dll.
 Pengujian kesehatan benih dengan metode pengamatan benih kurang dapat dilakukan secara cepat untuk mendapatkan informasi awal tentang penampakan atau satatus kesehatan benih. Tetapi metode ini hanya mendeteksi cendawan yang ada di permukaan benih atau tercampur bersama benih serta kondisi fisik benih saja. Metode ini berkaitan langsung dengan kegiatan analisis kemurnian benih (purity), yaitu apakah benih tercampur dengan benda-banda dan benih lainya dalam proses sertifikasi benih. Berdasarkan ISTA benda-benda tercampur benih antara lain butiran tanah, pasir, batu, sisa tanaman, puru nematoda maupun tubuh buah cendawan seperti skelrofia, semut (yaitu butiran benih yang telah berisi struktur cendawan). Unsur-unsur yang tercampur dengan benih tersebut sangat potensial dalam perkembangan dan penyebaran suatu patogen, karena berbagai cendawan mampu bertahan pada sisa-sisa tanaman atau butiran-butiran tanah. Benih yang mengalami diskolorasi maupun yang mengandung patogen infeksi tidak dicantumkan dalam analisis kemurnian benih oleh karena itu perlu ada kerjasama dari petugas yang menangani kemurnian benih dengan petugas yang menangani kesehatan benih sebelum menerbitkan sertifikat benih (Anonim 2009).
Daya berkecambah suatu benih dapat diartikan sebagai mekar dan berkembangnya bagian – bagian penting dari suatu embrio suatu benih yang menunjukkan kemampuannya untuk tumbuh secara normal pada lingkungan yang sesuai. Dengan demikian pengujian daya kecambah benih ialah pengujian akan sejumlah benih, berupa persentase dari jumlah benih tersebut yang dapat atau mampu berkecambah pada jangka waktu yang telah ditentukan. Benih murni meliputi semua varietas dari setiap spesies yang diakui pengujian di laboratorium. Selain dari benih matang dan tidak rusak ke dalam benih murni yang termasuk benih yang ukurannya kurang tetapi dari setengahnya dari ukuran bagian asalnya mengkerut, kurang matang dan sudah berkecambah dalam keadaan dapat ditentukan dengan pasti sebagai spesies yang diakui (Danuarti 2005).
Berdasarkan tabel 1.1 di atas, diperoleh hasil perhitungan standar deviasi rata-rata berat 1000 benih yaitu 1,74. Sedangkan standart deviasi maksimal dan minimal berturut-turut yaitu 23,26 dan 19,78. Perhitungan dari standar deviasi perlu diketahui, karena erat kaitannya dengan perhitungan berat maksimal benih maupun berat minimal benih. Selain itu standar deviasi juga akan mempengaruhi tingkat kemurnian benih. Hasil perhitungan standar deviasi seharusnya tidak boleh lebih dari 1%. Jika hasil yang diperoleh lebih dari 1%, maka tingkat kemurnian benih tersebut dapat dikatakan rendah.
Berdasarkan data pada tabel 1.2 didapatkan informasi mengenai tingkat kemurnian pada benih. Dari 40 gram benih yang digunakan untuk praktikum didapatkan tingkat kemurnian benih utama yaitu 55%, sisanya merupakan kontaminan yang bisa berasal dari benih tanaman lain, benih herba, kotoran/sisa tanaman, dll. Dari berat 40 gram benih yang dianalisis, terdapat 38,6% tanaman lain dan 6,4% kotoran atau benda mati.










E.  Kesimpulan dan Saran
1.      Kesimpulan
Praktikum acara Pengujian Berat 1000 Benih dan Kemurnian Benih dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
a.       Pengujian benih dilakukan untuk mengkaji dan menetapkan nilai setiap contoh benih yang perlu diuji selaras dengan faktor kualitas benih.
b.      Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui kualitas benih.
c.       Standart deviasi benih 1,74 menunjukan bahwa benih ini tidak murni karena terlalu banyak kontaminan seperti benih tanaman lain dan kotoran atau benda lain.
d.      Benih yang digunakan dalam praktikum ini merupakan benih yang bermutu tidak baik.
e.       Kemurnian benih dipengaruhi oleh perbandingan jumlah benih murni dan benih tidak murni.
f.       Benih dalam praktikum ini memiliki mutu tidak baik karena jumlah berat tanaman lain, kotoran cukup banyak
2.      Saran
a.    Dalam menguji kemurnian benih, praktikan harus benar-benar teliti memilah benih murni, benih tanaman lain, gulma dan atau benda mati.
b.    Dalam pengujian berat 1000 benih, dalam menggunakan timbangan harus di nol kan terlebih dahulu agar hasil akurat dan nilai tidak berubah-ubah.






DAFTAR PUSTAKA
Anonim 2009. Pengujian Kemurnian Benih. www.google.com. Diakses pada tanggal 21 Nopember 2013.
Anonim. 2009. Pedoman Pengenalan dan Pengendalian OPT Benih Hortikultura. http://www.deptan.go.id/ditlinhorti/buku/benih_anekatanaman.htm. Diakses pada tanggal 17 Desember 2013.
Bewley  J D, Bradford K, Hilhorst H, Nonogaki H 2013. Seed. Physiology of Development, Germination and Dormancy 3 rd Edition. New York Springer.
Danuarti. 2005. Produksi Benih. http://www.ri.go.id/produkku/produk2004. Diakses pada tanggal 17 Desember 2013.
ISTA International Rules for Seed Testing: Edition 2006. Switzerland: The International Seed Testing Association.Bassersdorf.CH
Purnomo Rudi 2010. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan. Agriculture Lands. Yogyakarta: Gajah Mada University.
Sukarman dan M Hasanah 2005. Perbaikan mutu Benih Aneka Tanaman Perkebunan Melalui Cara Panen dan Penangan Benih. Jurnal Litbang Pertanian. 22(1) : 16-23.
Tatipata  A, Yudoyono P, Purwantoro A, dan W Mangoendidjojo 2005.Kajian Aspek Fisiologi dan Biokomi Deteriorasi Benih Kedelai dalam Penyimpanan. Jurnal Ilmu Pertanian Vol. 11 (2): 76-87.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar